Sudutkota.id – Band alternatif asal Malang Raya, NIEMA, kembali mengguncang perasaan pendengarnya. Setelah menuai atensi lewat debut single berjudul “STOIC”, kini mereka hadir dengan karya yang jauh lebih personal dan melankolis.
Lagu baru bertajuk “Berharap Juli Tak Pernah Ada” resmi dirilis pada 25 Juli 2025, tepat di tengah momen yang menurut mereka penuh kenangan pahit. “Lagu ini seperti terapi emosional bagi kami,” ujar Adzha, bassist NIEMA, Jumat (1/8/2025).
Tidak seperti single sebelumnya yang penuh energi dan filosofi rock, lagu terbaru ini justru mengusung nada sendu dan lirik yang sangat personal. Komposisi sederhana dengan melodi yang menyayat menjadi latar untuk kisah kehilangan mendalam yang dituangkan dalam lagu.
“Kami ingin menampilkan sisi rapuh yang biasanya tidak terlihat,” kata Adzha.
Juli dalam lagu ini bukan sekadar nama bulan, tetapi simbol dari waktu yang menyakitkan dan sulit dilupakan. Adzha yang juga menulis lirik lagu ini, mengaku terinspirasi dari pengalaman pribadi yang membekas dalam.
“Bagi saya, Juli adalah bulan yang tidak ingin saya lewati lagi,” ungkapnya.
Lewat penggalan lirik seperti “Karena dirimu begitu berarti, di antara setitik hati, tapi mengapa kau tinggalkan diriku… Aku terluka,” NIEMA mengajak pendengarnya masuk dalam ruang sunyi bernama patah hati.
Lirik tersebut berulang di bagian akhir lagu, memberikan efek emosional yang kuat. “Repetisi itu mewakili perasaan yang tak kunjung selesai,” jelas Adzha.
Balutan musik yang minimalis namun penuh makna menjadi kekuatan utama dalam lagu ini. Tanpa banyak gimmick, NIEMA justru memilih pendekatan yang lebih intim dan reflektif.
“Kami percaya kekuatan lagu ini terletak pada kesederhanaannya,” terang Adzha.
Rilisan ini juga menandai langkah baru NIEMA dalam menggali spektrum emosi yang lebih luas dalam karya mereka. Dari sisi produksi hingga penulisan lagu, semua dikerjakan dengan penuh kejujuran.
“Kami hanya ingin jujur dalam bermusik, apapun bentuk emosinya,” tegas Adzha.
Dengan “Berharap Juli Tak Pernah Ada”, NIEMA tak hanya merilis lagu, tetapi juga membuka ruang dialog tentang rasa kehilangan yang mungkin dirasakan banyak orang.
Mereka berharap lagu ini menjadi teman bagi siapa pun yang sedang belajar merelakan. “Jika lagu ini bisa menemani satu orang saja dalam kesedihannya, itu sudah cukup bagi kami,” pungkas Adzha.(ris)