Sudutkota.id – Kota Malang kembali mencatat prestasi di kancah internasional. Pada ajang 6th ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award dan 5th Certificates of Recognition (CoR) yang digelar di Langkawi, Malaysia, 2–3 September 2025, Kota Malang berhasil meraih penghargaan kategori Clean Air untuk kelompok Big Cities.
Penghargaan tersebut diumumkan dalam rangkaian 18th ASEAN Ministerial Meeting on Environment (AMME) Gala Dinner di PARKROYAL Langkawi Resort, Rabu malam (3/9/2025).
Acara bergengsi ini dihadiri Menteri Lingkungan Hidup se-ASEAN, pejabat senior, perwakilan organisasi internasional, serta delegasi kota penerima penghargaan dari berbagai negara.
Dari Indonesia, delegasi yang hadir mencakup Kota Malang, Kota Bandung, Kota Padang, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Banyumas.
Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat melalui Plt Kepala DLH Kota Malang, Drs. Gamaliel Raymond Hatigoran, M.A.P, menyampaikan bahwa penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kualitas udara perkotaan.
“Kota Malang terus berupaya mengendalikan pencemaran udara melalui pengelolaan transportasi berkelanjutan, peningkatan ruang terbuka hijau, serta edukasi lingkungan kepada masyarakat. Penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus memperkuat agenda kota berketahanan iklim dan rendah karbon,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi sudutkota.id, Minggu (7/9/2025), Raymond menjelaskan bahwa capaian ini merupakan kerja kolektif dari banyak pihak, bukan hanya pemerintah.
“Penghargaan ini tentu tidak datang begitu saja. Ada kerja panjang yang kita lakukan bersama, baik dari sisi regulasi, pengawasan, hingga kampanye kepada masyarakat. Misalnya, program uji emisi kendaraan bermotor, penataan jalur hijau perkotaan, hingga pengendalian industri agar tetap ramah lingkungan. Semua itu membutuhkan konsistensi,” terangnya.
Menurutnya, Kota Malang juga terus memperluas kolaborasi dengan komunitas lingkungan, perguruan tinggi, serta sektor swasta untuk menciptakan inovasi baru dalam menjaga kualitas udara.
“Kuncinya ada pada kolaborasi. Kalau hanya pemerintah yang bergerak, hasilnya tidak akan maksimal. Tapi jika masyarakat juga sadar pentingnya udara bersih, maka keberlanjutan program ini bisa lebih terjaga,” tambahnya.
Raymond menegaskan, penghargaan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari tantangan baru.
“Justru setelah mendapat pengakuan ini, kita harus bekerja lebih keras. Karena tantangan terbesar adalah menjaga konsistensi dan memperluas dampak dari program yang sudah berjalan. Ke depan, kami akan memperkuat sistem pemantauan kualitas udara berbasis teknologi dan menambah ruang terbuka hijau di berbagai titik kota,” katanya.
Program ESC Award dan CoR merupakan inisiatif ASEAN sejak 2008 yang bertujuan mendorong kota-kota di Asia Tenggara menuju tata kelola lingkungan yang bersih, hijau, dan layak huni. Tahun ini, penghargaan diberikan kepada 10 kota penerima ESC Award dan 19 kota penerima CoR, mencakup lima kategori utama: Clean Air, Clean Land, Clean Water, Urban Biodiversity & Green Spaces, serta Circular Economy.
Selain seremoni penghargaan, acara juga dirangkai dengan Regional Seminar di Mercure Langkawi Pantai Cenang. Seminar ini menampilkan sesi berbagi pengalaman dari kota-kota pemenang, termasuk Kota Malang, serta forum diskusi interaktif World Cafe Session untuk pertukaran praktik terbaik antar kota di kawasan.
Pencapaian Kota Malang tidak hanya menjadi pengakuan internasional atas capaian yang sudah diraih, tetapi juga diharapkan menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia maupun ASEAN.
“Penghargaan ini sekaligus menegaskan bahwa menjaga kualitas lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan gerakan bersama seluruh masyarakat,” pungkas Raymond.
Dengan diraihnya penghargaan ini, Kota Malang semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu kota di Indonesia yang serius membangun masa depan berkelanjutan, ramah lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup warganya.



















