Daerah

Kota Malang Masuk Radar World Bank untuk Proyek Pengendalian Banjir Nasional

74
×

Kota Malang Masuk Radar World Bank untuk Proyek Pengendalian Banjir Nasional

Share this article
Kota Malang Masuk Radar World Bank untuk Proyek Pengendalian Banjir Nasional
Kepala DPUPRKP Kota Malang, R Dandung Djulharjanto, memaparkan langsung kondisi riil dan tantangan sistem drainase di Kota Malang.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Kota Malang menjadi salah satu wilayah strategis yang dikunjungi oleh Tim World Bank dan Pemerintah Pusat dalam rangka survei awal National Urban Flood Resilience Project (NUFReP), Selasa (15/7/2025).

Proyek nasional ini bertujuan memperkuat ketahanan kota terhadap bencana banjir melalui perbaikan sistem drainase dan manajemen air perkotaan.

Kunjungan tersebut diawali dengan pertemuan di Ruang Sidang Balai Kota Malang, diikuti oleh pejabat dari Kementerian PUPR, perwakilan World Bank, serta jajaran Pemerintah Kota Malang.

Dalam forum itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Kota Malang, R Dandung Djulharjanto, memaparkan langsung kondisi riil dan tantangan sistem drainase di Kota Malang.

“Kunjungan ini menjadi kesempatan emas bagi Kota Malang untuk menunjukkan bahwa kami serius menangani persoalan banjir. Kami sudah identifikasi titik-titik prioritas seperti kawasan Soekarno-Hatta, Sawojajar, dan Lowokwaru yang setiap musim hujan kerap terdampak,” ujar Dandung.

Baca Juga :  Ketua DPRD Kota Malang Tekankan Pentingnya Audit dan Transparansi Anggaran

Ia menegaskan, kapasitas drainase di beberapa wilayah sudah tidak lagi mampu menampung intensitas hujan yang meningkat, terutama akibat perubahan iklim dan pertumbuhan wilayah yang pesat. Dengan adanya dukungan dari World Bank melalui NUFReP, Kota Malang berharap dapat membangun sistem drainase modern dan terintegrasi.

“Ini bukan sekadar proyek infrastruktur. Ini adalah upaya jangka panjang dalam menyelamatkan kota dari risiko banjir, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendekatannya juga menyangkut pengelolaan air secara berkelanjutan, air hujan harus bisa diserap, disimpan, dan dialirkan dengan tepat,” imbuhnya.

Sementara itu, Asisten 2 Setda Kota Malang, Diah, menyampaikan bahwa Pemkot Malang siap memenuhi seluruh prasyarat untuk masuk dalam skema pembiayaan dan teknis NUFReP.

Baca Juga :  Polresta Malang Kota Tindak Cafe Jual Miras

“Kami siap dari sisi data, lahan, kajian teknis, hingga dokumen-dokumen pendukung. Pemerintah Kota Malang sangat terbuka untuk kerja sama lintas kementerian dan lembaga, termasuk World Bank. Isu banjir tidak bisa ditangani sendiri, harus kolaboratif,” tegas Diah.

Usai pertemuan, tim gabungan langsung bergerak meninjau salah satu lokasi rawan banjir di sekitar Jalan Bondowoso, Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen. Kawasan tersebut menjadi salah satu titik yang diusulkan untuk intervensi awal dalam proyek pengendalian banjir berbasis tata ruang terpadu.

Melalui program NUFReP, diharapkan Kota Malang bisa menjadi model kota menengah yang tangguh terhadap banjir sekaligus adaptif terhadap dampak perubahan iklim.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *