Sudutkota.id – Kepanjen, ibu kota Kabupaten Malang, terus bergerak menjadikan seni budaya sebagai identitas kotanya. Dukungan komunitas seni lokal dan antusiasme masyarakat mendorong terlaksananya berbagai kegiatan kreatif. Salah satunya pameran lukisan yang kini rutin digelar sebagai agenda budaya.
Pameran ini tak sekadar ruang pamer karya, melainkan juga wadah silaturahmi, diskusi, dan edukasi bagi warga. Pelukis senior Imam Rosi’, yang turut berpartisipasi, memandang kegiatan ini sebagai bagian penting dalam pembangunan karakter kota berbasis budaya.
“Alhamdulillah, respons masyarakat sangat positif. Hari ini adalah hari terakhir pameran, dan kami bersyukur karena acara ini bukan hanya ajang unjuk karya, tapi juga mempererat hubungan antar-pelaku seni dan masyarakat. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut secara reguler,” ungkap Imam Rosi’ saat ditemui tim sudutkota.id.
Imam Rosi’ bukan nama asing di dunia seni rupa Indonesia. Ia telah mengikuti berbagai pameran di kota-kota besar seperti Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Jakarta, hingga Bandung.
Dalam berkarya, ia dikenal menggunakan teknik palet dan menganut aliran impresionisme, menciptakan karya yang spontan, ekspresif, dan penuh warna kehidupan.
Karya-karyanya kerap menampilkan objek sosial seperti pasar tradisional, momen panen di sawah, hingga bangunan-bangunan tua yang sarat nilai sejarah.
“Saya senang menggambarkan kehidupan rakyat dan keindahan lokal. Lukisan adalah cara saya merayakan kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Lebih dari itu, Imam memiliki visi besar untuk Kepanjen.
“Saya ingin Kepanjen punya identitas budaya yang kuat. Seni bisa menjadi denyut nadi kota ini, tempat lahirnya kreativitas dan berkembangnya seniman muda. Mari jadikan Kepanjen sebagai kota seni yang kita banggakan bersama,” tegasnya.
Tak berhenti di pameran, para seniman dan komunitas budaya di Kepanjen juga aktif mendorong edukasi seni bagi generasi muda. Workshop, diskusi terbuka, hingga kolaborasi dengan sekolah dan pesantren mulai dijajaki sebagai langkah konkret membangun ekosistem seni yang berkelanjutan.
Dengan semangat gotong royong dan konsistensi dalam berkarya, harapan besar tumbuh agar Kepanjen tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga memiliki jiwa kota yang hidup lewat budaya dan kreativitas.(tim)