Daerah

Kapolres Malang Soroti Maraknya Fenomena “Sound Horeg” dalam Silaturahmi Bersama Media

19
×

Kapolres Malang Soroti Maraknya Fenomena “Sound Horeg” dalam Silaturahmi Bersama Media

Share this article
Kapolres Malang Soroti Maraknya Fenomena "Sound Horeg" dalam Silaturahmi Bersama Media
Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo PS saat menggelar silahturahmi bersama media.(foto:sudutkota.id/ris)

Sudutkota.id – Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo, menggelar silaturahmi bersama awak media pada Kamis (21/8/2025) di Pos Koffie, Jalan Panji No.200 A, Kepanjen, Kabupaten Malang.

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, Kapolres menekankan pentingnya kolaborasi antara kepolisian dan media dalam menjaga stabilitas keamanan wilayah.

Pada kesempatan tersebut, Kapolres juga menyampaikan sejumlah isu aktual yang tengah menjadi perhatian masyarakat, salah satunya adalah fenomena “sound horeg”.

“Silaturahmi bersama media ini penting, karena kami ingin menjalin komunikasi lebih erat dan terbuka dalam menjaga keamanan di Kabupaten Malang,” ujar AKBP Danang Setiyo di hadapan para jurnalis.

Kapolres secara khusus menyoroti maraknya kegiatan hiburan jalanan yang menggunakan sound system berdaya besar hingga larut malam, bahkan hingga dini hari. Fenomena yang kerap disebut sebagai “sound horeg” ini dinilai berpotensi mengganggu ketertiban umum dan kenyamanan warga.

“Satintel sudah mendata hingga September ada sekitar 400 kegiatan, jumlah itu bisa bertambah atau berkurang,” ungkapnya.

Baca Juga :  Wali Kota Malang Buka Pintu Sekolah Negeri untuk Warga Kabupaten di Wilayah Perbatasan

Ia mengungkapkan bahwa penggunaan sound system yang berlangsung antara pukul 00.00 hingga 04.00 WIB menjadi salah satu sorotan utama, mengingat banyaknya keluhan dari masyarakat.

Meski perizinan kegiatan hiburan menjadi kewenangan pemerintah daerah masing-masing, AKBP Danang menegaskan bahwa pengaturan bisa dilakukan sesuai kebutuhan lokal.

“Kalau di Blitar bisa dihentikan, maka di Malang juga bisa diatur sesuai kebutuhan wilayah,” tegasnya.

Selain masalah kebisingan, Kapolres juga menyoroti fenomena lain yang muncul usai acara musik malam, seperti konvoi sepeda motor oleh remaja yang berpotensi memicu keributan di jalan. Ia membagikan pengalamannya saat turun langsung ke lapangan.

“Pernah saya coba turun langsung, hanya berdiri tanpa bicara, dan ternyata konvoi itu langsung berhenti,” tuturnya.

Ia juga mengungkapkan adanya laporan tentang konsumsi minuman keras di beberapa acara musik tersebut. Meskipun belum sampai memicu konflik besar, namun kehadiran kegiatan ini tetap menimbulkan keresahan.

Baca Juga :  Porprov Jatim IX Momentum Tingkatkan Sinergi dan Geliat Ekonomi Daerah

“Kalau sudah ditertibkan, biasanya suasana lebih sepi dan kondusif,” ujarnya.

AKBP Danang turut menyinggung pengalaman saat bulan Ramadan lalu, di mana sound system digunakan untuk membangunkan sahur, namun justru mendapat protes dari masyarakat karena volumenya yang berlebihan.

“Setelah patroli kami lakukan, beberapa sound system disita dan akhirnya suasana jadi lebih tenang,” katanya.

Meski demikian, ia tidak sepenuhnya menolak penggunaan sound system, asalkan digunakan secara bijak. Bahkan, ia pernah meminta operator untuk memutar lagu dengan volume besar yang tetap nyaman didengar.

“Kalau digunakan sebagaimana mestinya, sound itu justru bisa membuat orang nyaman, bukan sebaliknya,” pungkas Kapolres Malang.

Dengan komitmen menjaga kondusivitas wilayah dan membangun sinergi dengan media, AKBP Danang berharap komunikasi antara aparat kepolisian dan masyarakat dapat berjalan lebih efektif, demi terciptanya lingkungan yang aman dan tenteram di Kabupaten Malang.(ris)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *