Sudutkota.id – Di tengah maraknya bisnis kuliner yang silih berganti menjajakan tren dan konsep kekinian, hadir sebuah tempat yang menyuguhkan lebih dari sekadar rasa. Kafe Kabar Baik, sebuah ruang teduh di sudut kota, menawarkan filosofi yang menyentuh dan sarat makna.
“Kami ingin setiap orang yang datang ke sini pulang membawa sesuatu yang menenangkan,” ujar Jafar, supervisor Kafe Kabar Baik, saat ditemui sudutkota.id di kafe tempatnya bekerja.
Nama “Kabar Baik” bukan sekadar gimmick pemasaran. Ia menjadi simbol harapan dan ketenangan bagi siapa saja yang melangkah masuk. Jafar menyebut bahwa filosofi ini lahir dari keresahan banyak orang yang butuh jeda sejenak dari rutinitas.
“Di tempat ini, kami ingin jadi ruang yang memberi energi positif. Entah lewat makanan, obrolan hangat, atau suasana yang menyegarkan,” katanya.
Untuk menciptakan atmosfer yang nyaman dan membuat pelanggan betah, Kafe Kabar Baik mengandalkan pendekatan holistik. Interior bergaya minimalis dengan nuansa hijau dan kuning dipilih agar menenangkan mata.
“Kami sengaja mendesain setiap sudut agar terasa seperti rumah kedua, tapi tetap estetik dan Instagramable,” ungkap Jafar.
Tak hanya dari sisi desain, pelayanan yang diberikan pun sangat diperhatikan. Setiap karyawan dibekali pelatihan untuk menyapa pelanggan dengan tulus dan empatik.
“Kami percaya bahwa senyum dari hati bisa memberi pengalaman yang lebih dari sekadar kecepatan layanan,” ucapnya.
Kafe ini juga aktif membangun keterikatan melalui berbagai program komunitas. Mulai dari Ngopi Bareng Komunitas, Open Mic Malam Jumat, hingga Workshop Kecil, semua digelar rutin.
“Kami ingin pelanggan merasa menjadi bagian dari kami, bukan hanya datang dan pergi sebagai konsumen,” terang Jafar.
Namun, menjalankan kafe di tengah persaingan yang ketat tentu bukan perkara mudah. Menurut Jafar, tantangan terbesarnya adalah membedakan diri tanpa harus ikut-ikutan tren semata.
“Kami tidak mengejar viral, tapi berusaha jadi tempat yang membekas di hati,” katanya.
Dalam waktu dekat, Kafe Kabar Baik tengah menyiapkan rencana besar. Mulai dari pengembangan menu hingga menjajaki kolaborasi dengan pelaku seni dan UMKM lokal.
“Kami ingin menjadikan Kabar Baik bukan sekadar nama kafe, tapi gerakan positif yang bisa tumbuh di berbagai kota,” pungkas Jafar.(ris)