Sudutkota.id – Menjelang tahun ajaran baru 2025/2026, euforia masyarakat terhadap kebutuhan seragam sekolah mencapai puncaknya. Bahkan, beberapa pedagang mengklaim penjualan melonjak hingga 1000 persen dibandingkan hari-hari biasa.
Fenomena ini terlihat jelas di sejumlah pusat perbelanjaan dan pasar tradisional di Kota Malang. Salah satunya di kawasan Pasar Besar. Sejak tiga hingga empat pekan terakhir, para orang tua bersama anak-anak mereka tampak membanjiri toko-toko perlengkapan sekolah.
Aflah, pemilik salah satu toko seragam di Pasar Besar Malang, mengungkapkan bahwa peningkatan permintaan sudah terasa sejak pertengahan Juni lalu. Ia menyebut bahwa antusiasme masyarakat tahun ini terasa lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Ini sudah hampir empat minggu berlangsung ramainya. Nanti juga masih akan ramai sampai Agustus, karena beberapa sekolah swasta dan madrasah juga ada yang masuk lebih belakangan,” ujarnya, Kamis (10/7/2025).
Menurutnya, dalam kondisi normal penjualan seragam di tokonya hanya berkisar antara 100 hingga 200 potong per hari. Namun kini, angka tersebut melonjak tajam hingga mencapai 1.000 potong per hari, bahkan lebih.
“Biasanya seragam hanya dibeli kalau ada yang rusak. Tapi sekarang, semua jenjang sekolah beli baru. Jadi memang permintaan sangat tinggi, terutama atasan putih dan bawahan warna khas tiap jenjang,” ungkap Aflah.
Lonjakan permintaan ini, lanjut Aflah, tidak hanya terjadi karena siswa baru saja, tapi juga karena siswa lama yang naik kelas dan ingin memperbarui seragam mereka,
“Seragam itu kebutuhan pokok saat sekolah, jadi hampir tidak mungkin tidak dibeli,” tambahnya.
Momen ini tentu menjadi angin segar bagi para pedagang, terutama mereka yang sempat lesu saat libur panjang sekolah. Namun di sisi lain, sejumlah warga juga mengeluhkan harga seragam yang ikut merangkak naik, meski tidak terlalu signifikan.
“Yang penting kualitasnya bagus, soalnya dipakai setiap hari. Tapi ya memang harus siap dana lebih, apalagi kalau anaknya lebih dari satu,” ujar Dwi, salah satu orang tua murid asal Lowokwaru, Kota Malang.
Fenomena tahunan ini menjadi cerminan tingginya kebutuhan pendidikan di masyarakat, sekaligus momentum ekonomi musiman bagi sektor perdagangan perlengkapan sekolah.(mit)