Featured

Jejak Bioskop Merdeka, Dari Gemerlap Layar Lebar Hingga jadi Lahan Parkir Heritage

13
×

Jejak Bioskop Merdeka, Dari Gemerlap Layar Lebar Hingga jadi Lahan Parkir Heritage

Share this article
Jejak Bioskop Merdeka, Dari Gemerlap Layar Lebar Hingga jadi Lahan Parkir Heritage
Bekas bangunan Gedung Bioskop Merdeka, di Kota Malang, yang kini beralih jadi lahan parkir.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Di tengah hiruk pikuk kawasan pusat Kota Malang, tepatnya di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, pernah berdiri megah sebuah ikon hiburan: Gedung Bioskop Merdeka. Kini, bangunan itu telah rata dengan tanah. Bagi sebagian warga, kenangan akan gemerlap masa jayanya tetap hidup.

Jejak bioskop ini bermula pada awal 1950-an, saat dibuka dengan nama Roxy Theater. Dengan kapasitas sekitar 900 kursi, ia menjadi salah satu bioskop terbesar di Malang kala itu. Pada 1960-an, di tengah semangat “Indonesiasisasi” era Presiden Soekarno, namanya berubah menjadi Bioskop Merdeka Theatre, meski tetap menayangkan film-film impor.

Memasuki awal 1980-an, manajemen melakukan renovasi besar: interior diperbarui, kapasitas kursi ditambah hingga ratusan penonton, dan sistem tata suara ditingkatkan menjadi salah satu yang tercanggih pada zamannya. Dengan luas bangunan mencapai 800–1.000 meter persegi, Bioskop Merdeka menjadi magnet hiburan warga Malang dan sekitarnya.

Baca Juga :  Rest in Peace Profesor McGonagall

Namun, akhir 1990-an menjadi titik balik. Munculnya televisi, VCD, dan jaringan bioskop modern di pusat perbelanjaan membuat penonton berkurang drastis. Layar terakhir pun diturunkan, meninggalkan bangunan yang kusam dan tak terawat.

Bukan hanya bioskopnya yang punya cerita. Di sisi timur berdiri Toko Roti Roxy, salah satu toko roti legendaris pada era 1970–1990-an. Berbeda dengan nasib gedung bioskop yang kini rata dengan tanah, bangunan bekas toko roti tersebut masih kokoh, namun telah beralih fungsi menjadi lahan parkir.

Junaedi, warga asli Jalan Gereja sekaligus pedagang kopi di sebelah bekas lokasi bioskop, masih mengingat betul keramaian masa lalu.

Baca Juga :  Bangun Birokrasi yang Sigap dan Solid, Pemkot Malang Gembleng ASN Lewat Pelatihan Leadership dan Teamwork di POLTEKAD

“Kalau malam minggu dulu ramai sekali. Banyak orang dari luar kota datang, apalagi kalau ada film baru. Sekarang yang tersisa cuma lahan parkir di sebelahnya,” ujarnya sambil menatap lokasi bekas gedung.

Sekitar 2014, sisa bangunan Bioskop Merdeka dibongkar. Rencana pembangunan hotel sempat memicu kritik pegiat pelestarian cagar budaya karena menghapus salah satu saksi sejarah kawasan Kayutangan. Kini, area tersebut sepenuhnya menjadi lahan parkir yang ramai setiap akhir pekan, menopang arus wisatawan Heritage Kayutangan.

Bioskop Roxy–Merdeka memang tak lagi hadir secara fisik. Namun, jejaknya tetap menjadi bagian penting sejarah hiburan dan transformasi wajah Kota Malang, dari gemerlap layar lebar menuju denyut pariwisata sejarah yang sarat romantisme masa lalu.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *