Ekonomi Bisnis

Era Kecerdasan Buatan, FIT ISI 2025 Dorong Kolaborasi Geospasial Menuju SDGs

111
×

Era Kecerdasan Buatan, FIT ISI 2025 Dorong Kolaborasi Geospasial Menuju SDGs

Share this article
Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia (FIT ISI) 2025. (Foto: Sudutkota.id/rsw)

Sudutkota.id – Revolusi teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) kini merambah dunia survei dan pemetaan. Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) Komisariat Wilayah Jawa Timur (Jatim) mengambil langkah strategis.

Beberapa waktu lalu mereka menggelar Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia (FIT ISI) 2025 di Hotel Harris, Malang, Kamis (2/10/2025).

Dengan gelaran FIT ISI 2025, ISI Jatim berharap para surveyor tidak sekadar menjadi pengumpul data, melainkan pionir transformasi digital yang membawa Indonesia lebih siap menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan di era kecerdasan buatan.

Mengusung tema “The Future Landscape of Geospatial AI-driven for Sustainable Development Goals Technologies”, forum ini dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan—mulai dari pemerintah, akademisi, praktisi, hingga pemangku kepentingan industri geospasial.

Ketua Umum ISI, Muchammad Masykur, menyebut FIT ISI 2025 sebagai momentum kebangkitan profesi surveyor di era digital. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar forum akademik, tetapi wadah kolaborasi untuk menghasilkan inovasi dan solusi nyata menghadapi tantangan geospasial di tengah arus teknologi AI.

“FIT ISI tahun ini menghadirkan terobosan baru. Tak hanya menghasilkan prosiding, tetapi juga mendorong publikasi ilmiah yang bisa diakses global. Inilah saatnya surveyor Indonesia berdiri di garis depan, memberi kontribusi berkelas dunia,” ujarnya, Sabtu 4 Oktober 2025.

Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Awan Uji Krismanto, menilai forum ini sebagai ruang strategis yang mempertemukan dunia akademik dengan industri geospasial. AI, kata dia, membuka peluang besar dalam otomatisasi pemetaan dan percepatan analisis data spasial.

Namun, Awan juga mengingatkan tantangan serius yang perlu diantisipasi, mulai dari kesenjangan sumber daya manusia (SDM) hingga keterbatasan infrastruktur teknologi.

“Potensi AI luar biasa, tapi harus dibarengi peningkatan kompetensi SDM dan penguatan etika serta privasi data,” ungkapnya.

Selanjutnya, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jatim, Joko Irianto, menegaskan pentingnya relevansi GeoAI terhadap isu-isu global dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

“Teknologi geospasial berbasis AI berperan signifikan dalam mitigasi perubahan iklim, penataan ruang kota, ketahanan pangan, hingga sistem kebencanaan yang lebih adaptif,” katanya.

Perlu diketahui, Forum ini turut menghadirkan pembicara utama nasional seperti Ir. Virgo Eresta Jaya, M.Eng., Sc. (Direktur Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang/SPPR) dan Dr. Ir. Sumaryono, M.Sc. (Direktur SDM Informasi Geospasial, BIG).

Dalam paparannya, Virgo menekankan bahwa integrasi AI menjadi kunci hilirisasi data geospasial di Indonesia. Teknologi ini, katanya, bukan hanya mempercepat pengolahan data, tetapi juga meningkatkan nilai tambah bagi berbagai sektor pembangunan.

“Fokusnya pada produk tematik seperti peta kadaster, nilai tanah, penggunaan lahan, serta peta risiko bencana dan perilaku manusia berbasis big data,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *