Sudutkota.id – Dalam upaya mendukung program pengentasan masyarakat pra sejahtera sesuai arahan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu, Nurochman-Heli Suyanto, Pemerintah Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji membangun lima unit rumah petak Keluarga Miskin (Gakin) bagi keluarga pra sejahtera dan warga dalam kondisi kedaruratan di Dusun Gondang.
Program tersebut menjadi bentuk nyata partisipasi desa dalam mendukung visi-misi Wali Kota Batu Nurochman dan Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto. Rumah tersebut memiliki luas kurang lebih 4×6 meter persegi, dengan lantai keramik, 1 kamar, 1 kamar mandi, ruang tamu, dan perabotan lainnya.
Kelima rumah tersebut dibangun di atas tanah kas desa dengan anggaran sekitar Rp 200 juta, atau sekitar Rp 40 juta per unit. Rumah diperuntukkan bagi warga yang belum memiliki rumah pribadi dan selama ini hanya tinggal berpindah-pindah atau menyewa tempat tinggal seadanya.
Kepala Desa Tulungrejo, Suliono, menjelaskan bahwa program memiliki tiga tujuan utama. Pertama, mengurangi dan mengentaskan angka kemiskinan ekstrem. Kedua, menyediakan tempat tinggal sementara bagi keluarga fakir miskin sebelum memiliki rumah sendiri.
“Lalu ketiga menyediakan hunian darurat bagi warga yang terdampak bencana seperti longsor, banjir, atau kebakaran,” katanya, Kamis 24 Juli 2025.
Sekarang progres pembangunan rumah telah mencapai 90 persen dan ditargetkan rampung dalam waktu dekat. Sekarang, tinggal finishing saja, pihaknya menargetkan sebelum Agustus sudah bisa ditempati.
“Ini juga menjadi hadiah Hari Kemerdekaan RI ke 80 untuk Bapak Wali Kota dan Wakil Wali Kota dalam program pengentasan masyarakat pra sejahtera. Setiap rumah yang dibangun dilengkapi sarana prasarana dasar,” ujarnya.
Kebutuhan listrik ditanggung oleh Pendapatan Asli Desa (PADes), sedangkan akses air bersih disuplai melalui jaringan Hippam desa. Rumah-rumah akan dihuni oleh warga yang masuk kategori keluarga miskin ekstrem dan belum pernah memiliki rumah.
“Salah satunya adalah buruh tani yang selama ini hidup menumpang atau berpindah-pindah. Bahkan nanti penghuni atau penerima manfaat tidak hanya diberi tempat tinggal,” katanya.
Bahkan, mereka juga diajak mandiri secara ekonomi. Desa menyediakan lapangan pekerjaan melalui program padat karya tunai, dan warga penghuni rumah diwajibkan untuk menabung dari hasil pekerjaannya. Dana tabungan ini diharapkan kelak dapat menjadi modal untuk membangun rumah pribadi di masa depan.
“Rata-rata warga yang akan menghuni rumah merupakan keluarga buruh tani, sebagian bahkan menempati satu rumah secara bersama-sama dengan keluarga lain karena keterbatasan tempat. Dengan program ini, kami harap mereka bisa hidup lebih layak,” ujarnya.
Program itu menjadi model intervensi berbasis desa yang tidak hanya fokus pada bantuan, tetapi juga pemberdayaan. Pemdes Tulungrejo berencana untuk menambah jumlah rumah serupa di masa mendatang.
“Ini langkah awal. Ke depan kami ingin bangun lebih banyak rumah bagi warga yang benar-benar membutuhkan. Desa harus hadir dan menjadi bagian dari solusi,” tutupnya. (rsw)