Sudutkota.id – Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Lumajang sejak Senin malam (28/7/2025) mengakibatkan longsor di sejumlah titik, khususnya di kawasan sekitar Jembatan Gladak Perak, Kecamatan Candipuro. Material longsor berupa batu-batu besar menimbun sebagian badan jalan dan mengganggu arus lalu lintas.
Kasat Lantas Polres Lumajang, AKP Syaikhu, dalam keterangannya, mengungkapkan bahwa ada empat titik longsor yang terpantau di jalur utama menuju wilayah piket nol, termasuk di akses yang mengarah ke jembatan Gladak Perak yang sebelumnya sempat terputus akibat erupsi Semeru.
“Selamat siang, saya Kasat Lantas Polres Lumajang melaporkan situasi di sekitar Jembatan Gladak Perak. Terjadi longsor dari tebing dengan material batu besar. Saat ini sebagian jalan masih bisa dilalui, namun hanya separuh. Satu lajur tertutup longsoran, sehingga pengguna jalan harus bergantian saat melintas,” ujar AKP Syaikhu, Selasa siang (29/7/2025).
Ia menambahkan, tim dari Polres Lumajang bersama BPBD, Dinas PUPR, dan para relawan masih melakukan proses pembersihan di lokasi. Namun, belum bisa dipastikan kapan akses jalan bisa kembali normal sepenuhnya.
“Kami belum bisa tentukan kapan jalur bisa dibuka penuh. Untuk sementara, kami mohon pengguna jalan lebih berhati-hati, kurangi kecepatan, dan tetap waspada. Cuaca masih tidak menentu, potensi longsor susulan masih bisa terjadi,” lanjutnya.
Kawasan sekitar Jembatan Gladak Perak memang dikenal rawan longsor dan banjir lahar hujan, terlebih saat curah hujan tinggi melanda wilayah kaki Gunung Semeru. Jalan yang menanjak dan berkelok menjadi tantangan tersendiri, apalagi bagi pengemudi kendaraan besar atau angkutan logistik.
AKP Syaikhu juga menyarankan warga untuk menunda perjalanan bila tidak mendesak, terutama saat malam hari atau ketika hujan deras turun.
“Jalur ini penting tapi berisiko. Kami mohon masyarakat yang melintas menuju Katrol, Pronojiwo, atau arah Malang via jalur selatan agar benar-benar mempertimbangkan faktor keselamatan. Jangan memaksakan diri,” tegasnya.
Pihak kepolisian telah memasang rambu-rambu peringatan dan menyiagakan personel di titik rawan. Sementara itu, jalur alternatif melalui Tempursari atau Pasirian masih dapat digunakan dengan catatan tertentu, meski jaraknya lebih jauh.(mit)