Sudutkota.id – Menjelang perayaan Hari Kemerdekaan RI, suasana di sepanjang Jalan Letjen S. Parman, kawasan Glintung, Kota Malang, mulai ramai oleh semangat merah putih. Sejak pertengahan Juli, pedagang musiman mulai bermunculan, salah satunya adalah Sama’ (50), warga Jalan Muharto Gang V, Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kedungkandang.
Sudah empat tahun terakhir, Sama’ rutin membuka lapak bendera di tepi jalan ini bersama istrinya. Aktivitas ini hanya mereka lakukan menjelang Agustus.
Di hari-hari biasa, pasangan ini berjualan ayam geprek di teras rumahnya. Namun tiap kali bulan kemerdekaan datang, mereka beralih menjajakan perlengkapan khas Agustusan seperti bendera, umbul-umbul, dan tiang bambu.
“Kalau Agustusan, saya dan istri memang jualan bendera. Sudah sekitar empat tahun di sini. Sebelumnya jualan ayam geprek di rumah, tapi tiap Agustus fokus jualan bendera dulu,” ujar Sama’ saat ditemui di lapaknya,Jumat (25/7/2025).
Deretan bendera merah putih berukuran kecil hingga besar tampak memenuhi lapaknya. Ada juga umbul-umbul warna-warni yang tergantung rapi, serta tiang bendera dari bambu dan aluminium yang ditumpuk di sisi jalan.
Semua barang itu, kata Sama’, bukan produksi sendiri. Ia hanya menjadi pengecer yang menjualkan barang dari pemasok luar daerah.
“Barangnya saya datangkan dari Bandung, kalau bambu dan umbul-umbulnya saya ambil dari Bantur, Kabupaten Malang. Saya cuma menjualkan saja. Kalau nggak habis, ya saya kembalikan lagi,” tuturnya.
Sama’ menyebut, sistem jualan seperti ini sudah menjadi kebiasaan tiap tahun. Ia bekerja sama dengan beberapa pihak yang menyediakan stok barang. Sebagian sistemnya adalah titipan, sehingga tidak memberatkan jika penjualan belum maksimal.
“Andai nggak laku semua, ya tinggal dikembalikan. Jadi nggak terlalu rugi,” ujarnya.
Tahun ini, ia mengakui penjualan masih cenderung sepi. Belum ada lonjakan berarti meskipun sudah masuk akhir bulan Juli. Namun ia tetap optimistis akan ada peningkatan menjelang pertengahan Agustus, seperti tahun-tahun sebelumnya. Sama’ juga menyebut ada sedikit kenaikan harga barang tahun ini dibanding tahun lalu.
“Memang tahun ini ada kenaikan harga sekitar Rp3.000 per item. Tapi masyarakat masih banyak yang cari bendera dan umbul-umbul. Biasanya mepet tanggal 17 baru ramai,” jelasnya.
Menurut pengamatan Sama’, tiang bendera menjadi barang yang paling banyak dicari warga, terutama yang berbahan bambu. Ia menyuplai bambu langsung dari wilayah Bantur yang dikenal sebagai salah satu sentra bambu di Kabupaten Malang. Sedangkan bendera dan umbul-umbul berbagai motif dan ukuran, semuanya ia ambil dari Bandung.
Di sekitar lapaknya, tampak pula beberapa pedagang lain yang berjualan barang serupa. Sama’ menyebut ada sekitar delapan titik lapak yang dikelola oleh para bapak-bapak dan ibu-ibu, semuanya menjajakan perlengkapan serba merah putih.
“Sudah biasa gantian tempat tiap tahun. Tapi saya seringnya di titik sini. Alhamdulillah masih terus bisa jualan. Harapannya, bisa rame seperti dulu-dulu lagi,” pungkas pria asli Madura tersebut, sambil tersenyum.(mit)