Daerah

ECOTON Soroti Bahaya Kesehatan dan Lemahnya Pengawasan DLH Jombang, Soal Kasus Pembuangan Limbah

18
×

ECOTON Soroti Bahaya Kesehatan dan Lemahnya Pengawasan DLH Jombang, Soal Kasus Pembuangan Limbah

Share this article
ECOTON Soroti Bahaya Kesehatan dan Lemahnya Pengawasan DLH Jombang, Soal Kasus Pembuangan Limbah
Aksi pembuangan limbah di sungai Brantas Jombang yang terekam drone warga.(foto:sudutkota.id/lok)

Sudutkota.id – Aksi pembuangan limbah di Sungai Brantas Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur kembali memicu keresahan publik.

Sebuah video yang menunjukkan empat orang membuang limbah yang diduga sisa daging dan darah menggunakan mobil pickup Grandmax, viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi pada Senin (1/12/2025) sekitar pukul 17.00 WIB.

Limbah dalam kantung plastik tersebut dikhawatirkan mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar aliran Sungai Brantas.

Organisasi lingkungan Ecological Observation and Wetland Conservation (ECOTON) mengecam keras perbuatan itu. Mereka menilai pembuangan limbah ke sungai merupakan bukti lemahnya pengawasan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang.

Peneliti ECOTON, Amiruddin Muttaqin, menjelaskan bahwa limbah daging bercampur darah berpotensi membawa bakteri patogen berbahaya.

“Daging busuk yang bercampur darah dapat menjadi sumber bakteri seperti E-coli dan Salmonella. Sungai Brantas juga digunakan sebagai bahan baku air PDAM, sehingga masyarakat berisiko terpapar bakteri atau virus berbahaya,” jelasnya, Rabu (3/12/2025).

Amir menambahkan, paparan bakteri patogen dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan, penyakit perut, hingga infeksi darah.

“Salmonella, misalnya, dapat memicu demam tinggi, nyeri otot, bahkan dalam kasus tertentu dapat menyebabkan meningitis,” ujarnya.

Selain aspek kesehatan, ECOTON juga menyoroti lemahnya penegakan hukum terhadap kasus pencemaran lingkungan. Mereka mendesak DLH Jombang mengambil tindakan tegas agar kejadian serupa tidak terulang.

“DLH Jombang harus bertindak tegas. Ini pelanggaran serius dan harus menjadi peringatan agar pelaku usaha lebih bertanggung jawab dalam mengelola limbah,” tegas Amir.

Ia juga menilai, kelengahan DLH dipengaruhi minimnya sistem pengawasan, seperti tidak adanya CCTV maupun papan peringatan di titik rawan pembuangan limbah. Keterbatasan personel, menurutnya, tidak bisa dijadikan alasan.

“Jika kurang personel dijadikan alasan, berarti DLH tidak serius. Harus ada pelibatan masyarakat atau pembentukan komunitas seperti santri jogo kali untuk pengawasan. Bupati juga perlu menambah alokasi anggaran,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi pembuangan limbah di Jembatan Sungai Brantas, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kembali meresahkan warga.

Sebuah kendaraan pickup tertangkap kamera drone warga saat membuang limbah yang diduga berupa sisa daging. Rekaman itu kemudian viral di media sosial dan memicu kecaman.

Warga berinisial BI, yang merekam momen tersebut, menyebut kejadian terjadi pada Senin (1/12/2025) sekitar pukul 17.00 WIB.

Ia menduga pelaku memanfaatkan waktu menjelang magrib ketika kondisi sekitar mulai sepi.

“Biasanya mereka membuang limbah saat keadaan sepi. Kemarin sekitar pukul 17.00. Pickup itu datang dari arah selatan (Tembelang). Setelah membuang limbah, mereka langsung pergi ke arah utara,” ujar BI, Selasa (2/12/2025).

Lebih lanjut ia mengatakan ada sekitar lima orang pelaku. Mereka panik setelah menyadari keberadaan drone yang sedang terbang di lokasi.

“Begitu mereka lihat drone yang saya terbangkan, mereka langsung kabur ke arah Ploso. Limbahnya seperti limbah daging, ada warna merah-merah dan hitam-hitamnya. Warga juga tidak tahu itu dari pabrik mana,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *