Sudutkota.id – Kabar duka menyelimuti dunia hukum dan jurnalistik Tanah Air. Suami dari jurnalis ternama Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf, tutup usia pada Selasa (20/5/2025) siang.
Pria yang dikenal kalem, intelek dan berprinsip itu mengembuskan napas terakhir pada pukul 14.29 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta, setelah menjalani perawatan intensif akibat sakit yang dideritanya.
Kabar meninggalnya Ibrahim dikonfirmasi oleh Dewi Soeharto, sahabat dekat sekaligus kolega almarhum di kantor hukum Assegaf Hamzah & Partners.
Dalam pesan singkat yang cepat menyebar di kalangan internal dan publik, Dewi menuliskan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian sosok yang selama ini menjadi panutan banyak insan hukum.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke rahmatullah, Bapak Ibrahim Sjarief Assegaf, pukul 14.29 WIB di RS PON. Kami kehilangan sosok sahabat, mentor, dan pemimpin yang penuh integritas,” tulisnya.
Ibrahim bukan hanya dikenal sebagai suami dari Najwa Shihab, tetapi juga sebagai figur penting di dunia hukum Indonesia. Ia adalah mitra pendiri di firma hukum papan atas dan kerap menjadi rujukan dalam berbagai isu konstitusi, hukum tata negara dan advokasi kebebasan sipil.
Dalam dunia yang kerap bising oleh kepentingan, Ibrahim dikenal sebagai pribadi pendiam namun teguh memegang prinsip.
Najwa Shihab, yang selama ini dikenal menjaga kehidupan pribadi dari sorotan media, belum menyampaikan pernyataan resmi. Namun duka mendalam tampak membanjiri lini masa media sosial.
Sejumlah tokoh publik, jurnalis senior, pejabat, hingga aktivis lintas generasi menyampaikan belasungkawa atas kepergian almarhum.
“Duka untuk Mbak Nana dan keluarga. Mas Ibrahim adalah sosok tenang yang selalu ada di belakang perjuangan,” tulis seorang jurnalis senior di platform X.
Belum ada informasi resmi dari pihak keluarga mengenai lokasi pemakaman. Namun ucapan belasungkawa dan doa terus mengalir tanpa henti.
Banyak yang mengenang kebaikan hati Ibrahim, juga kesetiaannya mendampingi Najwa dalam berbagai dinamika hidup. Termasuk saat mendirikan Narasi sebuah gerakan media independen yang kini menjadi suara anak muda dan suara-suara yang tak terdengar.
Di balik sorot kamera Najwa yang tajam, ada sosok suami yang menjadi penopang kuat. Kini, sosok itu telah berpulang.(mit)