Sudutkota.id– DPD Partai Golkar Kota Surabaya akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) XI pada 12 Agustus 2025 di Hotel Windham, Jalan Basuki Rahmat, Surabaya.
Agenda lima tahunan ini menjadi momen penting untuk memilih ketua baru yang akan menahkodai partai berlambang pohon beringin di Surabaya selama periode 2025–2030. Pendaftaran bakal calon ketua resmi dibuka mulai 5 Agustus dan akan ditutup pada 10 Agustus 2025.
Ketua Steering Committee Musda XI, Drs. Asrofi, menekankan bahwa pemilihan tanggal pembukaan tersebut bukan tanpa makna
“Tanggal 5 itu sesuai dengan rukun Islam yang lima. Kami berharap proses ini membawa keberkahan dan kejayaan bagi Partai Golkar,” ujar Asrofi dalam konferensi pers di kantor DPD Golkar Surabaya, Selasa (5/8/2025).
Proses penjaringan calon ketua mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) 02 tentang Musyawarah Daerah. Terdapat sembilan syarat utama yang wajib dipenuhi oleh para kandidat, mulai dari pengalaman sebagai pengurus Partai Golkar atau hasta karya minimal lima tahun, pendidikan minimal S1, keaktifan sebagai kader dalam lima tahun terakhir, hingga kepemilikan sertifikat kaderisasi partai. Calon juga harus memiliki integritas yang tercermin dalam prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT).
“Persyaratan tambahan mencakup ketentuan tidak pernah terlibat dalam sejarah kelam G30S/PKI, serta kesediaan untuk bekerja secara kolektif dalam struktur organisasi partai. Setiap calon juga diwajibkan mengantongi dukungan minimal 30 persen dari total 37 pemilik hak suara, yang terdiri dari unsur DPD Provinsi, DPD Kota, Dewan Pertimbangan, organisasi pendiri dan yang didirikan, serta 31 Pimpinan Kecamatan se-Kota Surabaya,” paparnya.
“Kendati demikian, tokoh yang dinilai layak namun belum memenuhi salah satu syarat administratif tetap memiliki peluang untuk maju, apabila mendapatkan rekomendasi langsung dari Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia,” imbuhnya.
Asrofi juga menegaskan bahwa Partai Golkar tetap menjaga marwah sebagai partai terbuka yang menjunjung tinggi demokrasi internal.
“Golkar ini bukan partai dinasti, bukan pula kerajaan. Kepemimpinan tidak diwariskan, tapi diputuskan melalui musyawarah,” ujarnya tegas
Ia menambahkan, hingga saat ini belum pernah ada Ketua DPD Golkar Surabaya yang menjabat dua periode berturut-turut, sebagai bentuk nyata komitmen terhadap regenerasi kader.
Selain pemilihan ketua, Musda XI juga akan membahas evaluasi kinerja pengurus periode 2020–2025 serta menyusun program kerja untuk lima tahun ke depan. Sejumlah tokoh penting dijadwalkan hadir, termasuk Ketua Umum DPP Golkar Bahlil Lahadalia dan anggota DPR RI Dapil Jatim I, Adies Kadir.
“Musda ini tidak hanya menjadi forum politik internal, melainkan momentum strategis untuk menentukan arah baru Partai Golkar Surabaya. Dengan proses seleksi yang transparan dan partisipatif, Golkar menegaskan jati dirinya sebagai partai modern yang siap menghadapi tantangan politik kota yang terus berkembang,” pungkasnya.
Siapa figur pemimpin baru yang akan muncul sebagai pemersatu dan pembawa kejayaan partai? Semua akan terjawab pada 12 Agustus mendatang. (yul)