Sudutkota.id – Sebagai upaya mempercepat pemulihan dan penguatan ekonomi lokal pasca pandemi, Pemerintah Kota Malang kembali menegaskan komitmennya terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Melalui program unggulan Dasa Bhakti Ngalam Laris, Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, meluncurkan kemudahan akses pembiayaan usaha bagi UMKM.
Berlokasi di halaman depan BPR Tugu Artha Sejahtera, Rabu (14/5/2025), sebanyak 111 pelaku UMKM menerima bantuan pembiayaan secara simbolis dari BPR Tugu Artha Sejahtera, lembaga keuangan milik daerah yang digandeng dalam pelaksanaan program ini.
Bantuan diberikan dalam bentuk tabungan pembiayaan modal, yang diharapkan menjadi pijakan awal bagi para pelaku usaha untuk berkembang dan naik kelas.
“Ini salah satu bentuk perhatian dan terobosan kami bersama BPR Tugu Artha Sejahtera. Tahun ini kami fasilitasi pembiayaan untuk 111 pelaku UMKM, dan akan terus berlanjut. Harapannya, mereka bisa menjadi inspirasi bagi yang lain,” ujar Wali Kota Wahyu dalam sambutannya.
Menurutnya, UMKM terbukti menjadi tulang punggung perekonomian Kota Malang, terutama saat pandemi COVID-19 melanda. Di saat sektor formal terpukul, UMKM justru bertahan dan menggerakkan roda ekonomi kota.
“Karena itu, kami memberikan perhatian besar, tidak hanya lewat bantuan modal, tetapi juga dukungan pemasaran dan fasilitas pengembangan usaha,” tambahnya.
Wali Kota Wahyu juga menyoroti dua tantangan utama yang kerap dihadapi UMKM. Yakni, akses pembiayaan dan pemasaran. Sebagai solusi, Pemkot Malang menggandeng BPR Tugu Artha Sejahtera untuk memberikan layanan pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pelaku usaha.
“BPR ini milik daerah, jadi punya semangat dan fleksibilitas yang sejalan dengan visi kami. Tidak hanya memberikan pinjaman, tetapi juga melakukan pendampingan agar usaha para pelaku UMKM bisa berkelanjutan,” jelasnya.
Tak hanya dari sisi permodalan, Pemkot Malang juga memperkuat ekosistem UMKM lewat program strategis lain, seperti agenda rutin Kemis Mbois sebagai ruang promosi produk lokal dan interaksi langsung dengan konsumen.
Selain itu, keberadaan Malang Creative Center (MCC) turut difungsikan sebagai pusat kolaborasi, inkubasi, dan promosi UMKM berbasis ekonomi kreatif.
“Kami fasilitasi UMKM untuk ikut pameran, seperti saat APEKSI kemarin. Hasilnya positif, karena dari situ mereka mendapat pesanan lanjutan. Jadi, kami ingin UMKM bisa menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya lokal tapi juga regional dan nasional,” imbuhnya.
Langkah ini mendapat sambutan positif dari pelaku usaha. Yuniarti (38), produsen kerajinan kulit asal Blimbing, menyebut program ini sangat membantu.
“Biasanya soal modal itu susah. Tapi dengan fasilitasi dari BPR, kami bisa menambah alat produksi. Harapannya bisa memperbesar skala usaha,” ujarnya.
Dengan berbagai langkah konkret, Pemkot Malang berharap UMKM tidak lagi hanya jadi pelengkap, tetapi mampu menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi kota.
“UMKM bukan kelas dua. Justru mereka adalah ujung tombak ekonomi rakyat. Kalau UMKM maju, Malang akan makin tangguh,” pungkasnya.(mit)