Religi

Doa Malang Damai: Momentum Pemersatu Masyarakat di Tengah Dinamika Sosial

55
×

Doa Malang Damai: Momentum Pemersatu Masyarakat di Tengah Dinamika Sosial

Share this article
Doa Malang Damai: Momentum Pemersatu Masyarakat di Tengah Dinamika Sosial
Ratusan jamaah mengikuti Doa Malang Damai di Halaman Depan Balai Kota Malang, Jumat (5/9/2025) malam, sebagai momentum menjaga persatuan dan kedamaian kota.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Ratusan jamaah yang terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), unsur TNI-Polri, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta warga dari berbagai penjuru kota berkumpul dalam kegiatan Doa Malang Damai di Halaman Depan Balai Kota Malang, Jumat (5/9/2025) malam.

Agenda ini sekaligus dirangkaikan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diiringi lantunan hadrah untuk menambah kekhusyukan doa bersama.

Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, dalam sambutannya menekankan pentingnya peringatan Maulid Nabi sebagai momentum kebersamaan dan refleksi atas keteladanan Rasulullah SAW. Menurutnya, Rasulullah adalah sosok pemersatu dan pembawa kedamaian yang patut dijadikan contoh dalam kehidupan bermasyarakat.

“Peringatan Maulid Nabi bukan hanya menjadi momen ritual, tetapi pengingat akan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah SAW. Beliau mengajarkan kita untuk menyikapi perbedaan dengan bijaksana, membangun dialog, dan menjaga persaudaraan. Nilai-nilai itu sangat relevan dengan kondisi sosial kita saat ini,” ujar Wahyu.

Ia tidak menutup mata bahwa dalam beberapa waktu terakhir, Kota Malang mengalami dinamika sosial berupa aksi unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat. Namun, menurutnya, perbedaan pendapat tersebut harus dipahami sebagai bentuk kepedulian warga terhadap kondisi bangsa dan pemerintah.

Baca Juga :  Artis Cantik Raline Shah Resmi Menjadi Stafsus Menkomdigi

“Unjuk rasa adalah wujud perhatian warga. Tetapi kita juga harus menyadari bahwa dinamika ini berpotensi mengganggu ketentraman jika tidak disikapi dengan bijak. Malang adalah kota yang kaya akan keragaman. Justru keragaman itu menjadi kekuatan kita. Rasulullah SAW telah mencontohkan, bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu, melainkan sarana untuk saling mengenal dan menghargai,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Wahyu juga menekankan pentingnya doa sebagai kekuatan spiritual yang mampu menjaga stabilitas sosial. Ia mengajak masyarakat menjadikan Doa Malang Damai sebagai ikrar bersama untuk menjaga persatuan, baik di dunia nyata maupun di ruang digital.

“Doa adalah senjata paling ampuh. Mari kita jadikan doa bersama ini sebagai komitmen menjaga lisan dan tulisan kita, agar tidak menyebarkan fitnah atau membagikan berita yang belum pasti kebenarannya. Jaga hati kita agar mampu menerima perbedaan, karena kita adalah keluarga besar Kota Malang. Tanggung jawab menjaga kota ini ada di pundak kita semua,” jelasnya.

Baca Juga :  TNI AU Bersama Komunitas Gelar Bakti Sosial di Malang, Ribuan Paket Sembako Disalurkan ke Warga Kurang Mampu

Lebih jauh, ia juga mengingatkan masyarakat agar selalu meneladani Rasulullah SAW dalam membangun harmoni, terutama di tengah tantangan zaman yang penuh dengan potensi perpecahan.

“Saya yakin dengan semangat kebersamaan, teladan Rasulullah, dan kekuatan doa, kita akan mampu melewati setiap tantangan. Mari kita buktikan bahwa Malang adalah kota yang damai, kota yang berakhlak, dan kota yang menjunjung tinggi persatuan,” pungkasnya.

Acara Doa Malang Damai ditutup dengan doa bersama, diiringi hadrah yang dilantunkan para santri dan jamaah. Suasana religius dan penuh keakraban menegaskan semangat persatuan serta komitmen seluruh elemen untuk menjaga Kota Malang tetap aman, damai, dan harmonis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *