Infotainment

d’Kroos, Band Legendaris Malang yang Jadi Perekat Sosial Lewat Musik

120
×

d’Kroos, Band Legendaris Malang yang Jadi Perekat Sosial Lewat Musik

Share this article
d’Kroos, Band Legendaris Malang yang Jadi Perekat Sosial Lewat Musik
d'Kroos saat tampil di panggung Pesta Rakyat BTU bersama jajaran pejabat Kota Malang.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Musik selalu punya cara untuk mempersatukan banyak orang. Hal itu pula yang terus dijaga oleh d’Kroos, band legendaris asal Malang yang konsisten hadir di berbagai panggung hiburan, sosial, hingga kegiatan kebersamaan di Jawa Timur.

Pada Sabtu malam, 23 Agustus 2025, d’Kroos kembali menunjukkan eksistensinya dengan tampil di acara penutupan kegiatan warga Perumahan Bulan Terang Utama (BTU) RW 18, Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Lokasi tersebut tidak jauh dari kediaman sang pelopor, Sam Ade d’Kroos.

Acara berlangsung meriah dan dihadiri langsung oleh Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, Ketua DPRD Kota Malang, Amitya Ratnanggani S., serta sejumlah pejabat OPD terkait. Menariknya, beberapa tokoh penting tersebut ikut larut dalam suasana dengan naik ke panggung menyanyikan lagu bersama personel d’Kroos.

Band ini digagas oleh Ade Irawanto, akrab disapa Sam Ade d’Kroos, yang menjadi motor penggerak sekaligus penjaga eksistensi band hingga kini. Menurutnya, d’Kroos tidak sekadar hadir sebagai kelompok musik biasa, melainkan wadah ekspresi, ruang silaturahmi, sekaligus sarana kebersamaan lintas komunitas.

Baca Juga :  Korea Utara Merusak Fasilitas di Resor Gunung Kumgang, Mengancam Ketegangan dengan Korea Selatan

Sejak berdiri, d’Kroos memang identik dengan Aremania. Band ini lahir pada 17 Oktober 2006 atas prakarsa Ade Herawanto, dengan tujuan memberikan apresiasi atas militansi dan loyalitas suporter Arema. Seiring waktu, d’Kroos berkembang menjadi bagian dari d’Kroos Community, sebuah wadah yang beranggotakan berbagai kalangan dari dunia olahraga hingga musik

Salah satu kekuatan d’Kroos terletak pada genre musiknya yang dinamis. Mereka mampu membawakan heavy rock, punk, hingga ska, namun tetap memiliki ciri khas yang mudah dikenali. Dalam setiap karya, mereka menyelipkan pesan persahabatan, solidaritas, dan perdamaian.

Sejumlah lagu dan chant mereka bahkan melekat erat dengan identitas Aremania. Lagu-lagu seperti “Beri Aku” dan “Malang ke Bulan” masih sering dinyanyikan di tribun maupun berbagai acara, menjadi bagian dari budaya Arema dan Malang Raya.

“Alhamdulillah, d’Kroos masih bisa terus hadir bersama masyarakat. Sejak awal kami ingin musik ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi sarana kebersamaan, persaudaraan, dan solidaritas. Itulah semangat yang selalu kami jaga,” ujar Sam Ade d’Kroos.

Baca Juga :  Laka Maut Fortuner di Jurang Kawasan Bromo, 4 Orang Meninggal Dunia

Ia menambahkan, dukungan komunitas dan masyarakat menjadi energi terbesar bagi perjalanan band ini.

“Kami lahir dari semangat Aremania. Apa pun yang kami lakukan, selalu ada pesan perdamaian dan persahabatan. Harapannya, d’Kroos bisa terus berkarya, dan musik tetap jadi ruang pemersatu di Malang maupun Jawa Timur,” tambahnya

Di bawah kepeloporan Sam Ade d’Kroos, band ini mampu menjaga kekompakan personel dan menjalin hubungan baik dengan berbagai komunitas. Tidak heran bila setiap penampilan mereka selalu dinantikan. Bukan hanya karena kualitas musik, tetapi juga karena atmosfer kebersamaan yang tercipta.

Kehadiran pejabat daerah, seniman, hingga masyarakat umum yang larut dalam suasana konser d’Kroos menjadi bukti bahwa musik masih menjadi ruang pertemuan yang hangat.

Dengan jejak panjang lebih dari satu dekade, d’Kroos diperkirakan akan terus bertahan dan berkembang. Band ini bukan hanya menjadi bagian dari perjalanan musik Malang, tetapi juga menjadi perekat sosial yang menjaga semangat “Salam Satu Jiwa” tetap hidup di tengah masyarakat.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *