Sudutkota.id – Siapa sangka, dari balik tembok Lapas Kelas I Malang, lahir tangan-tangan kreatif yang mampu menghasilkan karya berkelas internasional. Salah satunya adalah Mamad, Koordinator Tanaman Hias dan Jamur di Bidang Kegiatan Kerja (Bimker) Lembaga Pemasyarakatan tersebut.
Di bawah sentuhannya, ratusan tanaman hias tumbuh subur dan bahkan menghasilkan varietas anggrek baru yang memukau banyak pihak. “Kami melakukan kawin silang pada beberapa jenis anggrek hingga menghasilkan varietas baru yang unik dan punya daya jual tinggi,” ujar Mamad, Selasa (28/10/2025).
Di dalam greenhouse Lapas Kelas I Malang, terdapat delapan spesies anggrek dan puluhan ribu jenis tanaman hias lain yang tumbuh subur. Semua dikelola secara telaten oleh warga binaan di bawah koordinasi Mamad.
“Setiap hari kami rawat tanaman ini seperti anak sendiri, mulai dari penyiraman, pemupukan, hingga pencahayaan harus diperhatikan betul,” katanya.
Tak hanya membudidayakan tanaman hias, Mamad juga mengembangkan budidaya jamur dengan metode yang efisien dan ramah lingkungan. Hasilnya, produksi tanaman hias dan jamur di Bimker kini mampu menopang kegiatan ekonomi warga binaan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa di dalam lapas pun bisa produktif dan berprestasi,” ungkap Mamad.
Untuk memperluas jangkauan penjualan, hasil budidaya mereka kini juga dipasarkan secara daring melalui platform Shopee dengan nama toko Jamur Orchid. Di sana, berbagai jenis anggrek dijual dengan harga bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah untuk bibit indukan.
“Banyak pelanggan dari luar kota yang pesan karena kualitas anggrek kami sudah diakui,” tutur Mamad.
Kerja keras itu akhirnya berbuah manis. Pada ajang Floriculture Indonesia International Expo (FLOII Expo) 2025, tim Bimker Lapas Kelas I Malang berhasil meraih empat penghargaan Internasional sekaligus, dan semuanya juara satu di kategorinya.
“Rasanya bangga sekali, tidak menyangka karya kami yang dikerjakan di dalam lapas bisa bersaing di tingkat Internasional,” ucap Mamad dengan senyum bangga.
Mamad menambahkan, keberhasilan ini tak lepas dari semangat warga binaan yang ingin berubah dan belajar. Mereka tak hanya berkarya untuk penghargaan, tapi juga untuk masa depan yang lebih baik.
“Setiap anggrek yang tumbuh adalah simbol harapan baru bagi kami,” kata Mamad penuh makna.
Didik L. Wahyudi, petugas pengawasan khusus tanaman hias di Bimker Lapas Kelas I Malang, mengapresiasi kerja keras Mamad dan timnya. Menurutnya, prestasi itu menjadi bukti bahwa pembinaan di Lapas tidak hanya berfokus pada kedisiplinan, tetapi juga pemberdayaan.
“Kami mendukung penuh setiap ide kreatif warga binaan, dan Mamad adalah contoh nyata bagaimana pembinaan bisa melahirkan prestasi,” ujar Didik.



















