Sudutkota.id – Pemerintah Kota Batu bersiap melakukan langkah besar dalam membenahi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), terutama terhadap PT Batu Wisata Resource (BWR) yang selama ini disebut ‘mati suri’. Wali Kota Batu Nurochman menegaskan komitmennya bersama Wakil Wali Kota Heli Suyanto untuk melakukan restrukturisasi menyeluruh.
Pemkot Batu memiliki dua BUMD, yakni Perumdam Among Tirto dan PT BWR. Namun, hanya Perumdam yang dinilai masih aktif menjalankan fungsi pelayanan air bersih, sedangkan BWR dianggap gagal akibat tata kelola yang tidak profesional.
“BWR telah memasuki tahap penyelesaian masalah. Bersama legislatif, kami sudah mulai membahas langkah-langkah restrukturisasi,” ujar Cak Nur, sapaan akrab Wali Kota, Selasa (5/8/2025).
Salah satu langkah penting yang telah dilakukan adalah pengembalian dana kerja sama pihak ketiga sebesar Rp6,05 miliar ke rekening PT BWR. Dana ini sementara diblokir untuk menjamin akuntabilitas, mengingat struktur manajemen BWR saat ini sudah tidak aktif.
Restrukturisasi BWR akan mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 54 Tahun 2017 tentang BUMD, dengan fokus pembenahan aspek keuangan, manajemen, operasional, hingga hubungan fungsional dengan pemerintah daerah.
“Tujuannya agar BUMD bisa sehat kembali, profesional, dan mampu memberikan pelayanan publik yang efektif,” tegasnya.
Tak hanya membenahi BWR, Pemkot Batu juga tengah menyiapkan kelahiran BUMD baru yang difokuskan pada tiga sektor strategis: hasil pertanian, pengelolaan sampah, dan revitalisasi pasar tradisional. Langkah ini merupakan bagian dari program unggulan Mbatu SAE.
“Kita ingin saat panen raya, harga produk petani tidak jatuh. BUMD baru ini akan membeli dan memasarkan hasil panen, bekerja sama dengan pihak ketiga,” ujarnya.
BUMD baru ini juga akan terlibat dalam pengelolaan sampah melalui sinergi dengan 24 TPST 3R di desa dan kelurahan. Hasil olahan seperti pupuk organik dan limbah daur ulang akan dikumpulkan dan dijual kembali.
Di sektor perdagangan, BUMD ini akan mengelola Pasar Induk Among Tani agar lebih tertata dan menarik. Fokusnya pada penataan pedagang, area parkir, pengelolaan sampah, hingga pemasaran produk UMKM lokal.
“Kami ingin pasar tradisional jadi etalase produk lokal yang rapi, modern, dan diminati warga. BUMD akan jadi katalisator sistem baru yang berdampak langsung pada ekonomi rakyat,” tutup Nurochman. (rsw)




















