Sudutkota.id – Perayaan HUT ke-27 Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKAUB) Malang Raya tak hanya diwarnai pameran foto dan pemutaran video kaleidoskop, tetapi juga menghadirkan deretan buku menarik dengan tema kebangsaan, sosial, dan keberagaman.
Acara yang digelar, Sabtu (20/9/2025), di Aula Gaudium Et Spes Pusat Pastoral Keuskupan Malang (PPKM) Lt 2, Jl. Jaksa Agung Suprapto No.75, Kota Malang, ini menjadi ruang refleksi perjalanan FKAUB sekaligus ajang literasi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya dialog dan toleransi.
Salah satu buku yang menyita perhatian pengunjung adalah “Bangsa Mati di Tangan Politikus” karya M. Subhan S.D.. Dalam buku ini, penulis menyoroti perilaku politikus di Indonesia yang kerap mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok, alih-alih memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Subhan mengulas bagaimana praktik politik transaksional, korupsi, hingga perebutan kekuasaan berulang kali menjerumuskan bangsa ke dalam krisis kepercayaan. Buku ini bahkan memuat refleksi sejarah dan kritik sosial yang tajam, sehingga relevan dengan kondisi politik tanah air saat ini.
Selain itu, buku “Dinamika Disabilitas di Indonesia” karya Macaria Theresia Laiyan juga memberikan perspektif penting mengenai kehidupan kaum difabel. Buku ini mengangkat kisah nyata perjuangan penyandang disabilitas dalam menghadapi diskriminasi, keterbatasan fasilitas publik, serta kebijakan negara yang belum sepenuhnya berpihak pada inklusivitas.
Melalui narasi tersebut, Macaria menegaskan bahwa penghormatan terhadap difabel bukanlah belas kasihan, melainkan hak asasi manusia.
Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, yang hadir dalam kesempatan itu menegaskan bahwa literasi menjadi bagian penting dalam membangun kesadaran masyarakat.
“Buku adalah cermin perjalanan bangsa. Melalui literasi, kita diajak berpikir kritis, menjaga komunikasi, dan memperkuat toleransi. Inilah yang dibutuhkan Indonesia untuk merawat persatuan dalam keberagaman,” ujarnya.
Ketua FKUB Malang Raya, RM Eko Atmono, menambahkan bahwa pameran buku ini diharapkan bisa menjadi ruang belajar lintas generasi.
“Anak-anak muda harus dikenalkan pada karya-karya kritis tentang bangsa, politik, maupun sosial. Dari sinilah mereka belajar menghargai perbedaan dan menumbuhkan kepedulian terhadap sesama,” katanya.
Melalui rangkaian kegiatan HUT ke-27 ini, FKAUB Malang Raya tidak hanya merayakan perjalanan panjang kerukunan, tetapi juga mendorong kesadaran literasi sebagai jembatan untuk merawat harmoni antarumat beragama.