Pemerintahan

BPS Kota Malang Rilis Data Inflasi dan Pariwisata: Inflasi Terkendali, Hunian Hotel Meningkat Tajam

16
×

BPS Kota Malang Rilis Data Inflasi dan Pariwisata: Inflasi Terkendali, Hunian Hotel Meningkat Tajam

Share this article
BPS Kota Malang Rilis Data Inflasi dan Pariwisata: Inflasi Terkendali, Hunian Hotel Meningkat Tajam
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, bersama Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin.(foto:istimewa)

Sudutkota.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang merilis laporan resmi terkait kondisi inflasi dan perkembangan pariwisata di wilayahnya pada periode bulan Juli 2025.

Kegiatan ini digelar Jumat (1/8/2025) siang, di NCC Balai Kota Malang, dengan dihadiri sejumlah pejabat, termasuk Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, dan disambut langsung oleh Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.

Dalam konferensi pers tersebut, Umar menyampaikan bahwa inflasi Kota Malang selama Juli 2025, berada dalam kategori terkendali.

Berdasarkan data, angka inflasi tercatat sebesar 0,20 persen, lebih rendah dibandingkan angka inflasi Provinsi Jawa Timur yang sebesar 0,22 persen, serta di bawah inflasi nasional yang berada di angka 0,3 persen.

“Secara keseluruhan, inflasi di Kota Malang pada Juli ini masih sangat terkendali dan stabil. Hal ini menunjukkan pengaruh positif dari pasokan barang yang cukup, meskipun beberapa komoditas mengalami kenaikan harga,” ujar Umar di hadapan awak media.

Ia juga menjelaskan, komoditas penyumbang inflasi tertinggi bulan Juli ini meliputi tomat, beras, dan bawang merah, yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan. Selain itu, kelompok pengeluaran pendidikan menjadi penyumbang utama inflasi. Karena bersamaan dengan awal tahun ajaran baru.

“Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap Juli selalu terjadi kenaikan biaya pendidikan. Kenaikan ini tidak hanya terjadi pada satu jenjang, tetapi mencakup SD hingga SMA, baik negeri maupun swasta. Ini merupakan faktor historis yang berulang setiap tahun,” tambah Umar.

Baca Juga :  Pj Wali Kota Malang Berkomitmen Tingkatkan Tata Kelola Aset

Di sisi lain, terjadi penurunan harga pada beberapa bahan pangan, seperti labu siam dan kacang panjang, yang turut memberi tekanan deflasi. Bahkan, harga emas perhiasan juga mengalami penurunan akibat tren global. Namun demikian, penurunan ini belum cukup kuat untuk mengimbangi tekanan inflasi dari sektor pendidikan dan pangan pokok.

Selain inflasi, BPS juga mencatat perkembangan sektor pariwisata melalui data Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Kota Malang. Data menunjukkan bahwa sektor ini mengalami tren peningkatan signifikan selama bulan Juni 2025, yang mencerminkan gairah sektor pariwisata di kota pendidikan tersebut.

“TPK hotel secara total di Kota Malang pada Juni 2025 mencapai 49,39 persen, meningkat sebesar 4,809 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Untuk hotel berbintang, angkanya mencapai 60,97 persen, naik 4,904 poin,” terang Umar.

Sedangkan untuk hotel non-bintang, TPK tercatat sebesar 35,20 persen, juga menunjukkan pertumbuhan dibandingkan bulan Mei. Umar menilai kenaikan ini tidak lepas dari peran Kota Malang sebagai tuan rumah sejumlah kegiatan besar, termasuk acara keagamaan, olahraga, hingga edukatif.

“Dengan banyaknya event yang digelar, termasuk festival daerah dan kegiatan kampus, pengunjung dari luar kota meningkat, dan itu berdampak langsung terhadap okupansi hotel,” ujarnya.

Menanggapi paparan BPS, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan apresiasi terhadap kinerja BPS dalam menyediakan data statistik yang kredibel dan tepat waktu. Ia menegaskan bahwa data ini akan menjadi bahan penting dalam merancang kebijakan strategis pemerintah daerah ke depan.

Baca Juga :  Mengeluh Sakit saat Perhitungan Suara, Petugas KPPS di Malang Meninggal Dunia

“Inflasi yang terkendali dan peningkatan sektor pariwisata ini adalah kabar baik. Ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi Kota Malang cukup stabil dan mulai kembali tumbuh pasca pandemi. Tentu saja, hal ini perlu terus dijaga dan ditingkatkan,” ujar Wahyu.

Ia juga menyoroti bahwa sektor pendidikan dan pariwisata akan menjadi fokus pembangunan Pemkot Malang dalam waktu dekat. Termasuk pengembangan destinasi wisata berbasis kampung tematik dan peningkatan infrastruktur pariwisata kota.

“Kita lihat antusiasme masyarakat terhadap tempat wisata di Kota Malang mulai meningkat lagi. Kampung Warna-Warni Jodipan, misalnya, kini kembali ramai. Ini menandakan kepercayaan publik terhadap Kota Malang sebagai destinasi wisata mulai pulih,” jelasnya.

Wahyu berharap tren positif ini bisa dipertahankan melalui kolaborasi antar sektor, penguatan UMKM, serta penyelenggaraan berbagai event skala nasional maupun internasional di Kota Malang.

Rilis BPS ini menjadi acuan penting bagi pemangku kebijakan untuk mengevaluasi dan mengembangkan strategi pembangunan ekonomi, sosial, dan pariwisata.

“Dengan inflasi yang terkendali serta pariwisata yang menggeliat, Kota Malang diyakini berada pada jalur pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan.” pungkas Wahyu.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *