Daerah

Aplikator Besi Proyek Tugu Batas Jombang Sebut, Struktur Atas Bangunan Tak Pakai WF

27
×

Aplikator Besi Proyek Tugu Batas Jombang Sebut, Struktur Atas Bangunan Tak Pakai WF

Share this article
Aplikator Besi Proyek Tugu Batas Jombang Sebut, Struktur Atas Bangunan Tak Pakai WF
Bangunan tugu batas Jombang senilai Rp1 Miliar yang bagian atasnya ambruk diterpa angin.(foto:sudutkota.id/lok)

Sudutkota.id – Penyebab rusaknya tugu batas Jombang di Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang baru selesai dibangun diduga akibat kualitas struktur yang kurang kuat, khususnya pada bagian atas bangunan.

Hal tersebut diakui langsung oleh aplikator besi proyek di lokasi. Fandi (35), aplikator besi tugu tersebut mengatakan, kerusakan terjadi di bagian puncak karena struktur tidak menggunakan besi WF (wide flange) sebagai penguat utama.

“Dilihat dari rusaknya di bagian paling atas, strukturnya tidak pakai WF, dan ukuran besinya juga kurang besar,” ujar Fandi, Sabtu (13/12/2025).

Kemarin pada Jumat pagi, Fandi bersama tiga orang karyawannya tengah melakukan perbaikan pada bagian atas tugu Bandarkedungmulyo Jombang.

Ia menjelaskan, struktur pembesian di bagian atas berbeda dengan struktur bagian bawah.

Menurutnya, dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB), pemasangan WF hanya dilakukan hingga ketinggian sekitar enam meter, sementara bagian atas tidak dilengkapi WF.

“Di RAB WF-nya tidak sampai atas. Sekitar enam meter ke atas tidak terpasang WF. Ketika terkena angin kencang, akhirnya patah,” jelasnya.

Fandi menilai kondisi tersebut merupakan kesalahan pada desain dan perencanaan awal. Ia mengaku sempat mempertanyakan desain saat proyek berjalan, namun perubahan tidak dimungkinkan.

“Sempat dirapatkan waktu pelaksanaan proyek, kenapa desainnya seperti itu. Tapi karena tidak boleh diubah, ya kita kerjakan sesuai RAB,” katanya.

Akibat kerusakan tersebut, pihak aplikator harus mengulang pekerjaan dari awal. Seluruh material besi yang jatuh dipastikan diganti dengan material baru.

“Besinya sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi, jadi harus diganti. Perbaikannya butuh waktu sekitar dua minggu,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Tata Bangunan dan Bina Konstruksi Dinas PUPR Jombang, Edy Yulianto, membenarkan adanya perbedaan struktur pada bangunan tugu tersebut.

Menurutnya, desain itu memang sudah tertuang dalam RAB yang disusun oleh konsultan perencana.

“Struktur utama ada pada ACP warna abu-abu di bagian atas. Untuk bagian di atasnya hanya rangka dan ACP, sehingga dari perencanaan memang tidak ada WF,” terangnya.

Edy menjelaskan, konsultan perencana menilai struktur awal sudah cukup kuat dalam kondisi normal atau tanpa bencana. Namun, saat terjadi angin kencang, struktur tersebut tidak mampu menahan beban.

“Secara perencanaan sebenarnya kuat kalau kondisi normal. Tapi saat terkena angin kencang, ternyata tidak,” imbuhnya.

Sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek, Edy memastikan perbaikan tugu akan disertai perubahan detail pekerjaan, terutama pada bagian atas bangunan.

“Karena ini faktor bencana, sekarang jadi pertimbangan. Struktur bagian atas akan kita perkuat,” tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tugu selamat datang yang menelan anggaran hingga Rp1 Miliar roboh setelah diterjang angin puting beliung pada Kamis (11/12/2025) sore, meski bangunan tersebut bahkan belum sempat diresmikan.

Bagian atas tugu tampak patah dan ambruk ke samping, sebagaimana terlihat dalam foto-foto yang beredar luas di media sosial.

Peristiwa ini langsung memicu sorotan publik. Melalui unggahan di Facebook, warga mempertanyakan kualitas konstruksi tugu tersebut.

Banyak warganet menduga adanya persoalan dalam pengerjaan proyek, mengingat bangunan baru itu runtuh hanya beberapa pekan setelah diselesaikan.

Komentar bernada kecewa dan kritikan memenuhi lini masa hingga menjadi perbincangan hangat. Insiden robohnya tugu ini menambah panjang daftar sorotan terhadap proyek tersebut.

Kepala Dinas PUPR Kabupaten Jombang, Bayu Pancoroadi membenarkan adanya peristiwa ambruknya tugu Jombang tersebut.

“Nggih mas, informasi awal kami karena ada angin puting beliung. Besok teman-teman ke lokasi,” kata Bayu, Kamis (11/12/2025).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *