Sudutkota.id – Langit malam Kota Malang bersinar beda. Nyala api abadi yang dibawa dari ujung timur Pulau Madura, setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya tiba di jantung kota, Jumat (27/6/2025).
Di pelataran Balai Kota Malang, ratusan pasang mata menyaksikan saat Wali Kota Malang, Drs. H. Wahyu Hidayat, M.M., menerima obor Porprov Jatim IX/2025. Bukan sekadar seremonial, ini adalah penanda bangkitnya semangat dan kesiapan Kota Malang menjadi panggung utama perhelatan olahraga terbesar di Jawa Timur.
Obor abadi ini masuk ke Kota Malang diarak mulai pagi dari Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Dengan iring-iringan atlet muda berbaju biru, didampingi tokoh masyarakat dan pelajar, api menyusuri jalur-jalur utama Kota Malang. Mulai Kecamatan Lowokwaru, Blimbing hingga Kedungkandang.
Di tengah panggung yang dikelilingi cahaya lampu, bunga-bunga dan tata artistik khas Malang, Wali Kota Wahyu Hidayat mengangkat obor ke udara. Ledakan kembang api mengiringi momen bersejarah ini. Di belakangnya, bangunan Balai Kota berdiri megah, seolah menjadi saksi bisu lahirnya babak baru dalam sejarah olahraga Jawa Timur.
“Api ini berasal dari Pamekasan. Api yang tak pernah padam. Dan malam ini, kita jadikan api ini sebagai simbol semangat yang tak boleh padam pula. Untuk Kota Malang yang lebih sehat, lebih kuat, dan lebih bersatu,” seru Wahyu.
Ia menyebut bahwa obor tersebut bukan sekadar simbol. Ia adalah cerminan semangat masyarakat. Sebuah nyala yang mengandung harapan, kerja keras, sportivitas, serta persatuan. Bagi Wahyu, Porprov bukan semata kompetisi, melainkan momentum bersama.
“Porprov bukan soal medali semata. Ini adalah panggung untuk membangun kebersamaan. Untuk memperkuat jalinan sosial antarwarga. Untuk menyulut kembali rasa cinta dan bangga terhadap tanah kelahiran ini,” lanjutnya.
Yang membuat malam ini semakin istimewa adalah keikutsertaan langsung Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang dalam kirab obor. Dengan mengendarai sepeda motor, mereka membelah kota dari timur ke barat.
“Kehadiran kami di tengah masyarakat bukan sekadar simbolis. Ini komitmen bahwa Porprov adalah milik kita semua. Milik rakyat, bukan hanya milik pemerintah atau atlet,” ujarnya.
Wali Kota Wahyu juga menegaskan tekadnya untuk mewujudkan empat sukses Porprov. Sukses Penyelenggaraan, seluruh venue pertandingan, transportasi dan akomodasi telah disiapkan dengan standar terbaik.
Sukses Prestasi, para atlet Kota Malang ditargetkan masuk papan atas perolehan medali. Sukses Ekonomi, UMKM, kuliner, dan pariwisata diharapkan menggeliat selama perhelatan berlangsung. Sukses administrasi, seluruh proses dilaksanakan secara transparan, akuntabel, dan inklusif.
Namun ia tak menutup mata terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan. “Kami mohon maaf jika ada kemacetan atau gangguan selama Porprov. Tapi percayalah, semua ini demi kehormatan Kota Malang. Mari tunjukkan bahwa kita tuan rumah yang ramah dan hangat,” ujarnya tegas.
Dengan lebih dari 22.000 atlet, official, dan pengunjung yang akan hadir, Porprov Jatim IX/2025 bukan hanya pesta olahraga, tapi juga ajang konsolidasi budaya, ekonomi, dan sosial. Kota Malang bersama Kota Batu dan Kabupaten Malang menjadi titik gravitasi utama penyelenggaraan ajang bergengsi ini.
Malam pun ditutup dengan semarak. Kobaran api di altar utama, taburan kembang api di langit, dan pertunjukan seni budaya khas Malang yang memukau. Kota ini tak hanya menyambut tamu, tetapi menyambut sejarah.
“Selamat datang di Kota Malang. Rumah kita bersama. Rumah para juara. Rumah bagi semangat yang tak kunjung padam,” tutup Wahyu, dengan tangan mengepal dan wajah penuh keyakinan.(mit)