Politik

Angka Stunting dan Pernikahan Dini di Singosari Jadi Sorotan Utama DPRD Kabupaten Malang saat Reses

70
×

Angka Stunting dan Pernikahan Dini di Singosari Jadi Sorotan Utama DPRD Kabupaten Malang saat Reses

Share this article
Tingginya angka stunting dan pernikahan dini di Kecamatan Singosari menjadi perhatian utama dalam kegiatan reses anggota DPRD Kabupaten Malang, Redam Guruh Krismantara.
Anggota DPRD Kabupaten Malang, Redam Guruh Krismantara. (foto: sudutkota.id/hid)

Sudutkota.id– Tingginya angka stunting dan pernikahan dini di Kecamatan Singosari menjadi perhatian utama dalam kegiatan reses anggota DPRD Kabupaten Malang, Redam Guruh Krismantara.

Kegiatan reses yang bertujuan menyerap aspirasi masyarakat ini berlangsung di kawasan wisata Kedok Ombo, Desa Gunungrejo, Singosari, pada Rabu (6/8/2025) dengan peserta mayoritas berasal dari kalangan ibu-ibu PKK.

Redam Guruh Krismantara, legislator dari Fraksi PDI Perjuangan yang mewakili Daerah Pemilihan 6 (Singosari, Lawang, dan Pakis), menyampaikan, bahwa keluhan terbanyak yang muncul berkaitan dengan masalah perempuan dan aanak

“Yang terserap banyak, tetapi penebalan pada perempuan dan anak, khususnya stunting di Singosari. Pembahasannya ringan tapi serius karena terkait dengan kemanusiaan,” ungkap Redam terhadap sudutkota.id.

Ia menegaskan bahwa tingginya angka stunting tak lepas dari fenomena pernikahan dini yang masih marak terjadi.

Baca Juga :  Wali Kota Malang Lepas 36 ASN CJH 2025, Sebagai Bekal Tingkatkan Semangat Kerja dan Integritas

“Dengan tingginya angka stunting di Singosari ini, saya berharap agar Pengadilan Agama tidak mudah memberikan izin untuk pernikahan dini. Karena dengan perekonomian yang minim, tentunya nanti akan berdampak pada kurangnya asupan gizi pada anak-anak yang menyebabkan stunting,” tandas redam.

“Hasil reses ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan pengajuan audiensi oleh perwakilan perempuan ke Komisi I DPRD Kabupaten Malang guna mendorong realisasi Musrenbang tematik yang lebih inklusif terhadap isu perempuan dan anak,” tambahnya.

Menurut Sunarti, perwakilan dari Pokja 1 Tim Penggerak PKK Singosari, data dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) serta Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menunjukkan bahwa Singosari masuk dalam 10 besar wilayah dengan angka stunting tertinggi, dan termasuk 5 besar dalam kasus pernikahan dini.

“Dampak pernikahan dini pada anak bisa menyebabkan tiga hal serius, antara lain angka perceraian tinggi, stunting, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), karena kebanyakan pernikahan usia muda belum siap menghadapi dunia rumah tangga,” jelasnya.

Baca Juga :  Logistik Terpenuhi, Kelengkapan Pilkada Kota Batu Kurang Surat Suara Saja

Ia menambahkan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka stunting, termasuk kerja sama antara pemerintah desa dan Pemkab Malang yang tertuang dalam MoU agar Dana Desa dan Alokasi Dana Desa dialokasikan secara khusus untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan menyusui. Program ini telah mulai diterapkan di sejumlah desa.

Sunarti juga menyuarakan harapan agar ke depan ada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik khusus Perempuan yang memungkinkan perempuan menyampaikan aspirasi secara langsung dan aktif terlibat dalam pembangunan daerah

“Kami ingin Singosari dijadikan pilot project Musrenbang Tematik Perempuan di Kabupaten Malang,” pungkasnya. (hid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *