Sudutkota.id- Amerika Serikat, Prancis dan beberapa sekutu menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di perbatasan Israel-Lebanon sementara, juga menyatakan dukungan untuk gencatan senjata di Gaza menyusul diskusi intensif di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Rabu (25/9).
Gencatan senjata akan berlaku pada garis demarkasi antara Lebanon dan Israel, dan akan memungkinkan kedua pihak untuk bernegosiasi menuju kemungkinan penyelesaian diplomatik atas konflik tersebut.
“Kami menyerukan kepada semua pihak, termasuk pemerintah Israel dan Lebanon, untuk segera mendukung gencatan senjata sementara,” menurut pernyataan seorang pejabat senior pemerintah AS, bersama-sama dengan negara-negara yang dirilis oleh Gedung Putih.
Sekutu yang menandatangani pernyataan bersama tersebut termasuk Australia, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Uni Eropa.
Seperti dilaporkan Reuters, Israel memperluas serangan udaranya di Lebanon pada hari Rabu (25/9) dan sedikitnya 72 orang tewas, menurut kompilasi pernyataan Kementerian Kesehatan Lebanon. Kementerian sebelumnya mengatakan sedikitnya 223 orang terluka.
Sementara Kepala militer Israel mengatakan serangan darat mungkin dilakukan, sehingga menimbulkan kekhawatiran konflik tersebut dapat memicu perang Timur Tengah yang lebih luas.
Menurut pejabat senior Gedung Putih, selama beberapa bulan terakhir, Washington telah bekerja sama dengan pejabat di Israel dan Lebanon untuk mengurangi permusuhan.
“Kami telah melakukan diskusi tersebut selama beberapa waktu,” kata pejabat itu seraya menambahkan bahwa Washington dan sekutunya bermaksud mengubah diskusi tersebut menjadi kesepakatan yang lebih luas selama periode gencatan senjata 21 hari ini.
Pejabat itu mengatakan Presiden Biden telah berfokus pada kemungkinan gencatan senjata dalam hampir setiap percakapannya dengan para pemimpin dunia di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa minggu ini.
Berdasarkan diskusi dengan Israel dan Lebanon, AS dan sekutunya merasa ini adalah waktu yang tepat untuk menyerukan gencatan senjata.
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan kepada wartawan sebelum pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu bahwa Israel akan menyambut baik gencatan senjata dan lebih memilih solusi diplomatik. Ia kemudian mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Iran adalah pusat kekerasan di wilayah tersebut dan perdamaian membutuhkan penghilangan ancaman tersebut.
Sementara, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi mengatakan kepada wartawan sebelum pertemuan dewan bahwa negaranya mendukung Hizbullah dan tidak akan tinggal diam jika konflik di Lebanon semakin memanas.
Lebih lanjut, Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati menyambut baik seruan gencatan senjata, dengan mengatakan kunci pelaksanaannya adalah apakah Israel berkomitmen untuk menegakkan resolusi internasional. Ketika ditanya sebelumnya apakah gencatan senjata dapat segera dicapai, Mikati menjawb, “Semoga saja, ya.”
Para pemimpin dunia menyuarakan kekhawatiran bahwa konflik tersebut – yang terjadi bersamaan dengan perang Israel di Gaza melawan militan Hamas Palestina yang juga didukung oleh Iran – meningkat dengan cepat karena jumlah korban tewas meningkat di Lebanon dan ribuan orang meninggalkan rumah mereka.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan tiba di New York pada hari Kamis (26/9) dan berpidato di hadapan Majelis Umum PBB pada hari Jumat (27/9). (Ka)