Sudutkota.id – Rangkaian perayaan Natal 2025 di Kota Malang resmi dimulai pada Rabu (24/12/2025) sore. Keuskupan Malang membuka ibadah Natal dengan dua kali misa malam di gereja katedral, masing-masing pada pukul 18.00 WIB dan 21.00 WIB.
Uskup Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan OCarm, menegaskan bahwa perayaan Natal tahun ini digelar secara sederhana dengan penekanan utama pada penguatan peran keluarga.
“Mulai sore ini pukul enam kami memulai rangkaian ibadah Natal. Untuk gereja ini ada dua kali perayaan, pukul enam dan pukul sembilan malam. Besok masih ada lima kali, dan di gereja-gereja lain di Kota Malang juga kurang lebih sama,” ujar Uskup Henricus saat ditemui di lokasi.
Ia menjelaskan, pembagian jadwal ibadah tersebut dilakukan untuk mengakomodasi seluruh umat tanpa adanya pembatasan khusus. Namun, pihak gereja tetap mengumumkan jam tertentu yang diperuntukkan bagi lansia dan anak-anak, terutama pada pagi hari, demi kenyamanan jemaat.
“Bukan berarti hanya lansia atau anak-anak yang boleh hadir. Itu hanya imbauan agar mereka bisa memilih waktu yang lebih nyaman. Dalam kenyataannya tentu tidak bisa murni,” jelasnya.
Dari sisi kapasitas, gereja katedral mampu menampung sekitar 700 jemaat di dalam ruangan. Untuk mengantisipasi lonjakan kehadiran umat, panitia juga menyiapkan area luar gereja dengan sekitar 2.500 kursi, sehingga total jamaah diperkirakan bisa mencapai 3.000 orang.
“Kalau Natal dan Paskah memang selalu penuh karena itu perayaan besar. Berbeda dengan hari Minggu biasa yang jumlahnya tentu lebih sedikit,” tambahnya.
Terkait pengaturan parkir, Uskup Henricus menegaskan bahwa pihak gereja tidak mengelola parkir secara langsung. Pengaturan parkir sepenuhnya diserahkan kepada juru parkir resmi yang dikoordinasikan oleh pemerintah.
“Kami kerja sama dengan juru parkir resmi dari pemerintah. Dari gereja tidak ada pengelola parkir khusus dan tidak menarik parkir. Kami hanya koordinasi untuk keamanan,” tegasnya.
Untuk kelancaran ibadah, penutupan jalan dilakukan secara terbatas di bagian depan gereja dan hanya berlangsung satu hari. Sementara itu, pengamanan selama perayaan Natal hingga pergantian tahun melibatkan aparat kepolisian yang berjaga di sekitar lokasi.
“Pengamanan selalu ada dari pihak kepolisian. Pos keamanan juga sudah sejak dulu selalu didirikan di sini dan akan berjaga selama Natal sampai akhir tahun, bahkan hingga Tahun Baru,” ungkapnya.
Dalam perayaan Natal tahun ini, Keuskupan Malang mengangkat tema keluarga. Tema tersebut dinilai relevan dengan berbagai persoalan sosial yang muncul di tengah masyarakat dan berawal dari rapuhnya ketahanan keluarga.
“Tiap tahun temanya berbeda. Tahun ini kami memfokuskan pada keluarga. Kehadiran Allah adalah untuk menyelamatkan keluarga,” tutur Uskup Henricus.
Ia juga menyinggung adanya sejumlah bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah, seperti Sumatera Utara, Aceh, dan kawasan Gunung Semeru. Kondisi tersebut menjadi alasan Keuskupan Malang mengajak umat merayakan Natal dengan nuansa kesederhanaan dan empati.
“Kami berusaha tidak menunjukkan kemewahan yang berlebihan. Namun ibadah tetap harus berjalan. Kesederhanaan ini juga sebagai bentuk solidaritas terhadap saudara-saudara kita yang terdampak bencana,” katanya.
Uskup Henricus berharap, perayaan Natal 2025 dapat menjadi momentum refleksi bagi keluarga-keluarga Kristen untuk memperkuat iman serta pembinaan karakter dalam rumah tangga.
“Banyak persoalan di masyarakat berasal dari keluarga. Kekerasan dalam rumah tangga, narkoba, hingga perjudian online bisa ditekan jika keluarga kuat secara iman dan mampu mendidik anak-anaknya dengan baik,” pungkasnya.




















