Daerah

Tanah Depan Rumah Tergerus Proyek Nasional, Warga Srigonco Minta Plengsengan Segera Dibangun

24
×

Tanah Depan Rumah Tergerus Proyek Nasional, Warga Srigonco Minta Plengsengan Segera Dibangun

Share this article
Warga Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, mengeluhkan kondisi tanah di depan rumahnya yang terus tergerus akibat pembangunan pelebaran dan pengaspalan jalan proyek nasional.
Rumah Ika Wulandari di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, yang tergerus akibat proyek pelebaran dan pengaspalan jalan nasional. (foto: sudutkota.id/ris)

Sudutkota.id– Warga Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, mengeluhkan kondisi tanah di depan rumahnya yang terus tergerus akibat pembangunan pelebaran dan pengaspalan jalan proyek nasional.

Ika Wulandari, pemilik rumah di RT 28 RW 04, menyebut kondisi tersebut sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir dan semakin mengkhawatirkan keselamatan tempat tinggalnya.

“Tanah di depan rumah saya terus tergerus sejak jalan dikeruk untuk drainase, mas,” ungkapnya, Selasa (23/12/2025).

Ika menjelaskan, sebelum dilakukan pengerukan drainase, akses jalan di depan rumahnya masih ada meskipun berupa jalan tanah. Namun setelah proyek berjalan, tanah di depan rumah justru terkikis tanpa adanya pengamanan berupa plengsengan.

“Dulu masih bisa dilewati meski tanah, sekarang malah makin turun dan rawan longsor,” terangnya.

Yang disesalkan Ika, pembangunan plengsengan justru tepat didepan rumahnya yang merupakan kebun tebu, bukan di depan rumah warga yang terdampak langsung. Menurutnya, hal tersebut tidak tepat sasaran dan berpotensi membahayakan keselamatan penghuni rumah.

“Yang dipasang plengsengan malah depan kebun, padahal seharusnya di depan rumah saya,” tandasnya.

Ika berharap pihak terkait segera mengambil tindakan dengan membangun plengsengan dan memberikan kembali akses jalan yang aman bagi warga. Ia menyebut proyek nasional tersebut sudah berjalan sekitar satu tahun, namun hingga kini belum merata pengerjaannya

“Harapan saya segera diplengseng dan dikasih akses jalan, apalagi proyek ini sudah lama,” ucapnya.

Sementara itu, Musaffa selaku operator Desa Srigonco menjelaskan bahwa proyek pelebaran dan pengaspalan jalan tersebut merupakan proyek nasional sehingga pemerintah desa tidak terlibat langsung dalam pelaksanaannya. Meski begitu, desa tetap berupaya menindaklanjuti keluhan warga.

“Kalau proyek ini nasional, desa tidak ikut campur, tapi kalau ada keluhan pasti kami sampaikan ke kontraktornya,” ujarnya.

Musaffa menyebutkan, terdapat dua kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut, yakni PT Jakon Jaya Konstruksi dan PT SMA Sarana Multi Usaha. Namun terkait persoalan rumah Ika, pihak desa belum mengetahui secara pasti kontraktor mana yang bertanggung jawab.

“Di sini ada dua kontraktor, Jakon Jaya dan SMA, tapi soal rumah Bu Ika saya kurang tahu persis,” paparnya.

Ia menambahkan, komunikasi langsung dengan pihak kontraktor biasanya dilakukan oleh kepala desa. Namun saat tim media melakukan konfirmasi, kepala desa sedang tidak berada di tempat.

“Yang berhubungan langsung dengan kontraktor itu bapak Kades (Kepala Desa), kebetulan beliau sedang keluar,” jelasnya.

Saat dikonfirmasi di lokasi, pihak keamanan PT Jakon Jaya Konstruksi menyampaikan bahwa lokasi yang dikeluhkan warga bukan merupakan wilayah kerja perusahaannya. Menurut security tersebut, area tersebut berada di bawah tanggung jawab kontraktor lain.

“Kalau yang di situ itu wilayahnya SMA, bukan Jakon mas,” terangnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *