Daerah

Begini Fakta-fakta Arifin Penyandang Disabilitas, yang Sempat Viral di Jombang

6
×

Begini Fakta-fakta Arifin Penyandang Disabilitas, yang Sempat Viral di Jombang

Share this article
Begini Fakta-fakta Arifin Penyandang Disabilitas, yang Sempat Viral di Jombang
Kediaman Arifin penyandang disabilitas yang viral. (foto:sudutkota.id/lok)

Sudutkota.id – Jagat media sosial (medsos) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sempat dihebohkan dengan kabar seorang penyandang disabilitas yang dikabarkan tengah menjadi korban penelantaran.

Penyandang disabilitas itu bernama Mohamad Arifin (34), warga Dusun Gilang, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang. Kabar ini menjadi viral lantaran letak rumah Arifin masih satu desa dengan orang nomor satu di kota santri.

Dari penelusuran ke pihak keluarga, diketahui beberapa fakta menarik, diantaranya adalah, Arifin yang berstatus penyandang disabilitas ini, memang hidup sebatang kara, usai ditinggal meninggal dunia sang ibu, yang bernama Syamsijah.

Namun demikian, Arifin merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Selama tinggal di rumah milik ibunya, Arifin dirawat Muhammad Mujiono (32), anak ketiga dari Syamsijah.

Mujiono sendiri tinggal di Desa Sidomulyo, Kecamatan Megaluh. Ia sendiri bekerja di salah satu perusahaan yang ada di Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang.

Ditemui di kediaman almarhumah Syamsijah, Mujiono menjelaskan, bahwa ia memiliki beberapa saudara kandung dan saat ini memang masing-masing tinggal di beberapa kecamatan yang berbeda. Karena masing-masing sudah menikah, kecuali Arifin.

“Keluarga saya ini ada 4 bersaudara, yang pertama kakak saya yang ada di Desa Menganto, Mojowarno, terus yang kedua mas Arifin, yang ketiga saya, terus yang terakhir itu adik saya yang ada di Gudo,” kata Mujiono, Kamis (4/12/2025).

Ia pun menjelaskan bahwa semula Arifin tinggal berdua dengan ibunya di dusun Gilang, Desa Mojokrapak. Namun pada bulan Agustus akhir kemarin, Arifin diboyong oleh kakak tertuanya di Desa Menganto Mojowarno.

“Iya dulu mas Arifin tinggal sama Ibu, berhubung ada permintaan dari kakak saya, katanya mau merawat mas Arifin, akhirnya dibawa ke Menganto, tanpa saya suruh membawa tapi dibawa sendiri ya inisiatifnya kakak saya sendiri,” ujar Mujiono.

Ia pun menegaskan bahwa sebelum dirawat oleh kakak pertamanya di Desa Menganto Mojowarno, ia mengaku sudah merawat Arifin dan almarhumah Syamsijah sejak lama.

“Kalau merawat mas Arifin itu, sejak ibu masih ada, kakak saya (Arifin) belum sakit, sampai ibu saya meninggal dan kakak saya sakit, itu hampir 8 sampai 9 bulan saya merawat, ya karena letak rumahnya yang paling dekat memang saya,” tuturnya.

Ia pun menjelaskan bahwa selama delapan bulan merawat Arifin, ia mengaku semua saudara kandung, dan saudara dari neneknya, juga mengetahui hal tersebut.

Bahkan ia merawat sejak pagi, sebelum berangkat kerja hingga malam sepulang ia bekerja di perusahaan yang ada di Desa Mojokrapak.

“Semua tau, bahkan lingkungan baik warga semua tau siapa yang merawat, saudara saya, siapa yang merawat ibu saya, dan saya gak menyuruh kakak saya untuk merawat mas Arifin,” ucapnya.

“Karena ibu saya ini kan sudah meninggal, jadi setiap pagi pukul 5 pagi, saya ke rumah Mojokrapak, saya rawat kakak saya, saya mandikan dulu, kasih makan dulu, dan jam 7 saya berangkat kerja, nanti istirahat kerja jam 12 siang saya kembali, saya kasih makan dulu, sama ganti apa yang gak beres, kayak ada ompolnya apa gak, dan setiap hari begitu,” paparnya.

Ditanya apakah semasa ia merawat Arifin, pihaknya mengetahui soal bantuan yang diterima Arifin.

Ia pun menjelaskan bahwa selama ini, Arifin dan almarhumah Syamsijah menerima bantuan dari pemerintah, baik pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten setempat.

“Jadi mau saya luruskan ya, bantuan semasa ibu saya masih hidup memang ada, terkadang saya yang mengantar mengambil bantuan, ke Desa atau ke Kecamatan, dan yang terakhir bantuan yang saya ambil itu ada macam, bantuan sembako beras 20 kilogram dan uang 100 ribu rupiah di Kecamatan, dan bantuan beras 20 kilogram di kantor Desa itu yang terakhir,” ujarnya.

Ia pun menyayangkan adanya kabar bahwa selama ini ia menelantarkan kakaknya yang menyandang disabilitas itu.

“Kan informasinya kakak saya ini kan ditelantarkan, terlantar dari mana, kan saya setiap pagi jam 5, merawat kakak saya, siang kasi makan, malam kasi makan, setiap hari dan gak ada yang bantu, saya ini gak terima kalau dibilang menelantarkan, semua orang di sini tau, siapa yang merawat kakak saya ini,” tegasnya.

Ia pun menyebut bahwa selama ada kabar di medsos yang menyudutkan dirinya, dimana ia dan adiknya dianggap menelantarkan Arifin, ia mengaku mengalami tekanan hidup, dengan banyaknya omongan orang yang tidak sesuai dengan fakta.

“Seakan-akan ini kan giring opini, kalau saya dan adik saya ini keliru, seakan-akan kami saudaranya mas Arifin ini, tidak ngapa-ngapain selama ini, kan tidak benar. Cuman informasi yang tidak benar itu, berdampak banget sama saya, psikis saya ini juga kena, karena diserang omongan tetangga dan masyarakat yang tidak tau, faktanya seperti apa,” paparnya.

Dan kini, ia mengaku seandainya ia diizinkan merawat Arifin. Dan nantinya ia akan membawa pulang Arifin ke rumahnya di Kecamatan Megaluh.

“Ya harapan saya ini kalau kerabat kakak saya yang di Mojowarno itu, kalau mau tanya soal bantuan atau mau merawat mas Arifin itu tolong kabari saya, biar saya bisa menjelaskan, bukan kok malah diviralkan gini, ini malah keliru,” harapnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Mojokrapak, Khusnul Akhlak menjelaskan bahwa saat ini Arifin memang tengah dirawat kakak pertamanya di Desa Menganto Mojowarno. Dan kondisi kesehatan Arifin saat ini baik-baik saja.

“Alhamdulillah mas Arifin ini, menurut kabar yang kami terima kondisinya sehat, dan tidak kekurangan apapun,” kata Khusnul.

Ia pun menjelaskan bahwa selama ini Arifin dan almarhum Syamsijah tercatat sebagai penerima bantuan sosial (bansos), berupa sembako. Termasuk untuk biaya kesehatan mas Arifin juga tercover dengan KIS.

“Bu Syamsijah dan mas Arifin ini tercatat di Desa sebagai penerima bantuan, berupa sembako, baik bantuan untuk disabilitas, dan untuk kesehatan mereka mendapat bantuan KIS, untuk mengcover biaya kesehatan mas Arifin, yang memang sudah mengalami gangguan kesehatan sejak lama ya,” ucapnya.

Pihaknya berharap agar proses sinkronisasi data administrasi kependudukan Arifin bisa dilakukan dengan cepat, sehingga proses update ini bisa berjalan dengan lancar.

“Kami harap mas Arifin yang sekarang dirawat di Desa Menganto, secara domisili, tapi secara data kependudukan, Ndak masalah kalau mungkin dikehendaki masih menjadi warga Desa Mojokrapak, biar apa, biar datanya mas Arifin ini bisa tetap dicover di Mojokrapak, bantuan-bantuannya masih tetap bisa dicover di Mojokrapak, biar gak panjang prosesnya,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jombang, Agung Hariadi, menyebutkan bahwa pihaknya sudah melakukan penanganan dan koordinasi terkait persoalan Arifin.

“Bantuan atas nama keluarga Arifin sebenarnya tetap berjalan. Kami sudah melakukan tindak lanjut agar seluruh hak bantuan bisa kembali diakses,” jelas Agung.

Ia menegaskan secara administrasi, keluarga almarhumah Sjamsijah yang menjadi KK Arifin terdaftar dalam DTSEN Desil 2, serta merupakan penerima Program Sembako, BLTS Kesra, PBI-N, dan beberapa program bantuan sosial lainnya.

“Kami pastikan tidak ada warga miskin di Jombang yang kami biarkan tanpa perhatian. Setiap laporan langsung kami verifikasi,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *