Sudutkota.id – Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Jombang, Jawa Timur mulai merangkak naik.
Kenaikan paling signifikan terjadi pada komoditas daging ayam dan berbagai jenis sayuran, dipicu cuaca ekstrem yang menghambat pasokan.
Di Pasar Legi Jombang, Senin (24/11/2025), harga daging ayam yang sebelumnya stabil di kisaran Rp32.000 per kilogram, kini melonjak menjadi Rp36.000 per kilogram.
Para pedagang menyebut kenaikan dari pemasok membuat mereka terpaksa menyesuaikan harga jual, meski berdampak pada menurunnya jumlah pembeli.
Pedagang daging ayam, Saropah, mengaku penurunan pembeli terjadi dalam empat hari terakhir.
“Daging ayam sekarang Rp35 Ribu sampai Rp36 Ribu, sebelumnya Rp32 Ribu – Rp33 Ribu. Pokok kirimannya naik, ya dijual naik. Sudah empat hari ini pembeli berkurang soalnya lebih mahal,” ujarnya.
Tidak hanya daging ayam, sejumlah komoditas sayuran juga mengalami kenaikan tajam. Beberapa bahkan naik hingga dua kali lipat akibat cuaca ekstrem yang menghambat pasokan dari petani.
Pedagang sayur, Rahayu, menyebut kenaikan paling drastis terjadi pada cabai rawit, selada, sawi hijau, dan tomat.
Cabai rawit, dari Rp45.000 naik menjadi Rp55.000/kg, cabai besar, dari Rp52.000 naik menjadi Rp55.000/kg.
Sedangkan untuk harga selada, dari Rp30.000, naik menjadi Rp50.000/kg, kemudian harga sawi hijau, dari Rp6.000 naik menjadi Rp12.000/kg, dan harga tomat, dari Rp8.000/kg, naik menjadi Rp15.000/kg.
“Cabai kemarin Rp45 Ribu sekarang Rp55 Ribu. Cabe besar dari Rp52 Ribu naik jadi Rp55 Ribu. Selada sekarang Rp50 Ribu sebelumnya Rp30 Ribu. Sawi Rp12 Ribu biasanya Rp6 Ribu. Tomat sebelumnya Rp8 Ribu sekarang Rp15 Ribu,” jelasnya.
Kenaikan harga menjelang Nataru 2025 ini dikeluhkan konsumen, terutama ibu rumah tangga dan pedagang makanan. Meski begitu, sebagian besar tetap harus membeli karena kebutuhan harian tidak bisa ditunda.
Salah satu konsumen, Taufik, berharap harga kebutuhan pokok di Jombang segera kembali stabil.
“Ya harapannya bisa turunlah. Tapi ya nggak apa-apa, kita sebagai penjual atau konsumen keluarga, naik atau apa pun ya tetap kebutuhan,” katanya.




















