Sudutkota.id – Suasana di SDN 2 Kepanjen, Kabupaten Malang, sempat heboh, pada Rabu (5/11/25) lalu. Ini setelah beberapa siswa dikabarkan muntah-muntah di jam pelajaran.
Kejadian itu membuat sejumlah orang tua khawatir dan menduga penyebabnya berasal dari makanan yang disediakan sekolah.
Salah satu wali murid mengaku langsung berkoordinasi dengan komite dan orang tua lain untuk memastikan kondisi anak-anak mereka.
“Saya paham kondisi sekarang, tapi penting bagi kami orang tua untuk tahu data anak-anak yang mengalami keluhan. Kami ingin tahu berapa anak yang terdampak dan seperti apa gejalanya,” ujar salah satu wali murid.
Ia menjelaskan, sejauh ini pihaknya tengah mengumpulkan data dari tiap kelas untuk memastikan apakah kasus tersebut hanya terjadi di satu kelas atau meluas. Ia juga menyebut, banyak wali murid yang masih ragu untuk menyampaikan laporan secara terbuka.
“Kalau memang wali murid lain tidak berani, tidak apa-apa, nanti biar saya yang sampaikan ke komite. Yang penting jangan sampai anak-anak yang jadi korban,” tegasnya.
Wali murid itu juga mengonfirmasi bahwa pendataan sudah mulai dilakukan melalui grup komunikasi wali murid, agar informasi bisa segera diteruskan kepada pihak sekolah.
“Isteri saya sudah saya suruh isi data anaknya, nama lengkap, nomor absen, kelas, dan keluhannya. Nanti biar langsung diteruskan ke komite sekolah,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala SDN 2 Kepanjen, Susana, memastikan bahwa makanan dari pihak penyedia, MBG (Makan Bergizi Gratis), dalam kondisi aman dan bukan penyebab muntahnya siswa.
Berdasarkan hasil pendataan guru, tidak ada siswa kelas atas (kelas 4, 5, dan 6) yang mengalami gejala serupa.
“Untuk pendataan siswa yang muntah karena MBG sudah dilakukan oleh Pak Sulbi. Hasilnya, di kelas atas tidak ada yang mengalami dan semuanya baik-baik saja,” jelas Susana.
Ia menambahkan bahwa hanya dua siswa kelas 2A yang muntah, bukan karena makanan, melainkan karena reaksi spontan melihat temannya muntah terlebih dahulu.
“Kesimpulannya, MBG yang dikonsumsi anak-anak aman. Dua siswa kelas 2A itu muntah karena melihat temannya muntah, bukan karena makanannya,” ujar kepala sekolah.
Lebih lanjut, dari hasil pengecekan lapangan, terdapat dua siswa lain di kelas 2B yang mengalami mual dan muntah karena bau tidak sedap dari tumpukan sampah basah yang belum dibuang.
“Alasan muntah karena bau sampah yang tidak sedap. Sampah itu berasal dari sisa makanan kemarin yang belum dibuang, jadi belatung yang terlihat bukan dari makanan MBG, tapi dari sampah basah,” tutup Susana.




















