Daerah

Inflasi Cabai Makin Tinggi, Pemkot Malang Lawan dengan Penanaman Ribuan Bibit

34
×

Inflasi Cabai Makin Tinggi, Pemkot Malang Lawan dengan Penanaman Ribuan Bibit

Share this article
Inflasi Cabai Makin Tinggi, Pemkot Malang Lawan dengan Penanaman Ribuan Bibit
TANAM CABAI: Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama TPID Kota Malang saat menanam bibit cabai di lahan warga Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Jumat (7/11/2025).(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Harga cabai yang terus merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir membuat Pemerintah Kota Malang tidak tinggal diam. Di tengah cuaca yang tak menentu dan pasokan yang mulai berkurang, Pemkot memilih melawan balik inflasi dengan cara sederhana tapi berdampak besar, yakni gerakan menanam cabai.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) turun langsung menanam 3.000 bibit cabai di lahan pertanian warga Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Jumat (7/11/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menekan laju inflasi, khususnya dari sektor hortikultura yang selama ini paling berpengaruh terhadap harga kebutuhan pokok.

“Beberapa minggu terakhir harga cabai naik cukup tinggi. Jadi langkah ini penting untuk menambah pasokan dari produksi lokal agar harga bisa kembali stabil,” ujar Wahyu Hidayat di sela kegiatan.

Menurutnya, pengendalian inflasi tidak cukup hanya dengan intervensi pasar, tetapi juga harus dimulai dari hulu. Dengan memperbanyak produksi di wilayah sendiri, pasokan bisa terjaga dan harga tidak terlalu bergantung pada daerah lain.

“Kami sudah siapkan sekitar 40 hektare lahan di Kecamatan Kedungkandang untuk budidaya cabai. Ini bentuk kesiapan Pemkot dalam menjaga kestabilan pasokan dan harga,” tegas Wahyu.

Ia menambahkan, gerakan tanam cabai kali ini mendapat dukungan penuh dari Bank Indonesia, yang turut menyediakan ribuan bibit untuk petani dan kelompok masyarakat. Selain memperkuat ketahanan pangan, program ini juga diharapkan menjadi contoh bagi warga untuk ikut berperan menjaga kestabilan harga bahan pokok.

“Inflasi ini bisa kita lawan bersama. Salah satu caranya, mulai dari langkah kecil: menanam,” ujar Wahyu.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, menjelaskan bahwa cabai menjadi salah satu komoditas paling sensitif menjelang akhir tahun. Setiap kenaikan harga cabai, kata Slamet, hampir selalu berdampak langsung pada inflasi daerah.

“Biasanya mulai Oktober sampai Desember, permintaan cabai naik tajam karena musim hujan dan momen perayaan akhir tahun. Karena itu, TPID memperkuat produksi lokal di lahan-lahan tadah hujan,” jelasnya.

Ia memaparkan, lahan cabai di Kecamatan Kedungkandang tersebar di sejumlah kelurahan, seperti Buring, Wonokoyo, Lesanpuro, Madyopuro, Cemorokandang, Tlogowaru, dan Bumiayu, dengan total luas mencapai 40 hektare. Sementara di wilayah Kelurahan Merjosari, juga dikembangkan lahan baru seluas 20 hektare untuk cabai besar dan kecil.

“Tanaman cabai ini bisa dipanen sampai 12 kali. Tahun lalu, hasil panen di Kota Malang mencapai sekitar 3.000 ton, dan itu sangat membantu menjaga pasokan di pasar,” tambah Slamet.

Tak hanya fokus di sektor pertanian, Pemkot Malang juga mengajak masyarakat untuk ikut terlibat lewat gerakan urban farming. Melalui pemanfaatan lahan pekarangan rumah, warga didorong menanam cabai, tomat, atau sayuran lain sebagai bagian dari gerakan mandiri menekan inflasi rumah tangga.

“Kalau tiap rumah punya dua atau tiga pohon cabai, kebutuhan dapur bisa tercukupi sendiri. Kalau permintaan di pasar turun, otomatis harga juga lebih stabil,” terang Slamet.

Suasana penanaman di Lesanpuro pagi itu terasa hangat dan penuh semangat. Sejumlah warga ikut membantu menanam, sementara Wali Kota Wahyu beberapa kali turun langsung mencangkul tanah dan menanam bibit. Ia berharap kegiatan ini bukan hanya seremonial, tapi menjadi gerakan berkelanjutan di semua kecamatan.

“Kita tidak mau hanya bereaksi ketika harga naik. Kita harus lebih siap dan lebih kuat di produksi. Karena inflasi ini bukan hanya angka, tapi dirasakan langsung oleh masyarakat,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *