Sudutkota.id – Perjuangan warga Perumahan Griyashanta Kota Malang untuk mempertahankan tembok agar tidak dijebol menjadi jalan tembus, tak sia – sia, Kamis (6/11) siang. Tiga jam debat dengan warga, Satpol PP Kota Malang akhirnya mundur.
Mereka tidak berani membongkar tembok yang berada paling ujung perumahan itu. Termasuk truk milik Dishub Kota Malang yang hendak digunakan untuk menarik mobil warga yang dianggap menghalangi, ikut ditarik.
Yang menarik, dalam peristiwa sempat ricuh itu, mahasiswa ikut mendukung perlawanan warga. Rangga dari Lembaga Yustisi Mahasiswa Islam Fakultas Hukum UB ikut memberikan orasi di lokasi jalan tembus perumahan Griyashanta.
“Kami mendapat informasi tentang masalah ini. Kami sangat mendukung kepentingan warga. Ini menciderai supremasi hukum. Bayangkan, sudah masuk gugatan, belum inkrah, tapi kok sudah mau dibongkar saja,” katanya.
Dia mengaku, mahasiswa akan terus mengawal permasalahan ini hingga selesai. “Banyak faktor yang menjadi alasan kami mendukung warga. Mulai masalah keamanan, kenyamanan dan lain – lain,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, rencana pembongkaran jalan tembus Perumahan Griyashanta Kota Malang ricuh, Kamis (6/11) siang. Warga perumahan mengusir Satpol PP Kota Malang dari lokasi.
Ini dilakukan setelah dialog antara warga perumahan dan Satpol PP yang hendak melakukan pembongkaran, tidak menemui titik temu. Warga tetap menolak pembongkaran.
“Satpol PP jangan memaksakan kehendak. Silahkan keluar dari sini. Kita bertemu di Pengadilan saja,” teriak Ketua RW12 Griyashanta, Yusuf Tohir. Warga juga berteriak mengusir semua aparat Satpol PP dan Dishub.




















