Daerah

Isu Keluhan Hidangan MBG di SPPG Jatiguwi Malang Beraroma Kurang Sedap Beredar di Media Sosial

11
×

Isu Keluhan Hidangan MBG di SPPG Jatiguwi Malang Beraroma Kurang Sedap Beredar di Media Sosial

Share this article
Isu Keluhan Hidangan MBG di SPPG Jatiguwi Malang Beraroma Kurang Sedap Beredar di Media Sosial
Kepala SPPG Jatiguwi, Mas Lalan Putra (kanan), saat memberikan penjelasan terkait isu makanan beraroma kurang sedap yang dibagikan ke siswa SMPN 7 Jatiguwi, Kabupaten Malang.(foto:sudutkota.id/ris)

Sudutkota.id – Isu mengenai makanan dengan aroma kurang sedap yang dibagikan kepada siswa SMPN 7 Jatiguwi jadi sorotan publik. Hal itu mencuat setelah adanya komentar miring di halaman media sosial Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatiguwi, Kabupaten Malang.

Nampak dalam kolom komentar akun IG @sppgjatiguwi menyampaikan adanya keluhan melalui pesan di kolom komentar bertuliskan “yang terhormat SPPG Jatiguwi ini tadi dapat laporan dari anak saya sayurnya ada ulet, telor ada yang busuk terima kasih”.

Kemudian ada juga yang berkomentar “kak mimin sppg jatiguwi laporan dr anak saya nasinya keras terima kasih”.

Lalu, ada yang mengeluhkan “tgp oh tgp bener2 melok mbg pucung koq malah sakiki melok mbg guwi…oleh jajan buwuhan 3 dino kmis jumat sabtu..emben panggah tak bekalne ae..ng arek g warek belas..tukang masak e mngan gaji buta iku..tgas e mek adah2 tok”.

Bahkan wali murid juga ada yang mengirimkan pesan langsung kepada pihak sekolah usul misal tgp disuruh milih dapur MBG antar dapur Sumber Pucung dan Dapur Jatiguwi sebagai wali murid pihaknya berharap sekolah memilih SPPG atau dapur lain yang berdekatan. Mereka enggan mendapat MBG dari dapur Jatiguwi.

Sementara saat sudutkota.id mendatangi sekolah karena banyaknya keluhan, pihak sekolah pun angkat bicara dan memastikan bahwa persoalan tersebut bukan karena bahan makanan yang basi, melainkan faktor teknis dalam proses pengemasan.

Menurut Humas SMPN 7 Jatiguwi, Rudik Dwi S menjelaskan, makanan yang sempat dikeluhkan beberapa siswa itu mengalami perubahan aroma karena proses penutupan wadah saat masih panas.

“Kurang nyamannya itu bukan karena rasa, tapi karena aroma. Mungkin waktu ditutup masih panas, jadi aromanya agak menyengat,” ujarnya.

Pihak sekolah juga menyampaikan bahwa mereka telah berkoordinasi langsung dengan tim penyedia untuk menindaklanjuti keluhan.

“Begitu ada laporan, kami langsung sampaikan ke pihak SPPG. Kita sama-sama evaluasi supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tegasnya.

Dari pihak SPPG Jatiguwi, Kepala SPPG Mas Lalan Putra membenarkan adanya keluhan tersebut, namun memastikan makanan yang dibagikan dalam kondisi aman dan tidak basi.

“Memang aromanya agak kurang sedap karena ayamnya kurang pernah kurang tanek mas, tapi tidak basi, Saya sendiri makan juga, aman,” jelasnya.

Ia menjelaskan, pelayanan penyedia makanan dilakukan oleh SPPG Jatiguwi yang menyiapkan hampir seribu porsi setiap harinya. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding dapur lain yang hanya melayani sekitar seratus porsi.

“Kita ini paling besar, 998 porsi. Jadi mungkin pelayanannya agak ribet, akhirnya kurang maksimal. Tapi kita terus evaluasi,” katanya.

Ia menambahkan, sejak awal kerja sama berjalan, pihaknya masih dalam tahap penyesuaian sistem pelayanan dan terus melakukan perbaikan.

“Kami baru berjalan sekitar satu minggu. Jadi memang masih banyak perbaikan, tapi semuanya kami pantau langsung di dapur,” ujarnya.

Lalan juga menegaskan bahwa persoalan ini tidak berkaitan dengan unsur kesengajaan ataupun masalah internal di dapur.

“Kalau soal perizinan dan administrasi, memang sedang proses. Tapi kami memilih tetap jalan agar pelayanan kepada siswa tidak terhenti. Lebih baik jalan sambil kami lengkapi, daripada uang negara mengendap tanpa manfaat,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *