Sudutkota.id – Upaya membentuk generasi muda yang peduli lingkungan semakin mendapat perhatian serius di Indonesia. Melalui kolaborasi inovatif antara Sahabat Alam Indonesia (SALAM) dan SMPK Kolese Santo Yusup 1 Malang, sekitar 100 siswa diajak untuk menjadi “Eko-Warrior” yang aktif menjaga kelestarian alam lewat program edukasi bertajuk “Menjadi Sahabat Alam Sejak Dini.”
Indonesia menghadapi tantangan lingkungan yang signifikan, mulai dari pembabatan hutan yang mencapai 18 juta hektare dalam 35 tahun terakhir, kerusakan lebih dari 30 persen terumbu karang, hingga pengelolaan sampah yang belum optimal.
Praktik perburuan satwa liar dan penggunaan alat tangkap ikan merusak juga masih marak di berbagai wilayah. Data resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menegaskan betapa mendesaknya langkah konservasi harus diambil.
Dalam kegiatan edukasi ini, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teori, tetapi juga terlibat langsung dalam aksi nyata seperti penanaman pohon, penebaran bibit ikan, serta kampanye pengurangan sampah plastik dan hemat energi. Pendekatan interaktif ini dirancang untuk menumbuhkan kesadaran kritis dan tanggung jawab terhadap lingkungan sejak usia dini.
“Andaikan pendidikan konservasi lingkungan menjadi bagian integral kurikulum nasional, kita akan memiliki generasi penerus yang tidak hanya peduli, tapi juga menjadi agen perubahan positif bagi keluarga, sekolah, dan masyarakat luas,” ungkap Andik Syaifudin, pendiri Sahabat Alam Indonesia, Sabtu (4/10/2025).
Program ini diharapkan menginspirasi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk mengintegrasikan pendidikan lingkungan dalam proses belajar-mengajar. Kolaborasi antara komunitas, dunia pendidikan, dan pemerintah dinilai sebagai kunci keberhasilan menciptakan masa depan berkelanjutan.
Dengan langkah nyata seperti ini, Malang menegaskan posisinya sebagai pionir pengembangan generasi eko-warrior yang siap melindungi kekayaan alam Indonesia untuk generasi mendatang.