Sudutkota.id – Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, membuka kegiatan Pelatihan Pengelolaan Sampah bagi Masyarakat Kota Malang di Hotel Pelangi, Rabu (24/9/2025). Kegiatan ini diikuti lebih dari 500 peserta dari berbagai kelurahan dan diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang.
Dalam sambutannya, Wahyu menegaskan bahwa penanganan sampah membutuhkan partisipasi aktif masyarakat.
“Melalui pelatihan ini, masyarakat bisa belajar memilah dan mengolah sampah dengan baik. Kalau semua bergerak bersama, timbulan sampah yang dibawa ke TPA bisa berkurang. Manfaatnya bukan hanya lingkungan yang lebih sehat, tetapi juga ekonomi warga bisa terbantu,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya pemisahan sampah organik dan anorganik sejak dari rumah tangga.
“Kalau sudah terbiasa memilah, maka proses pengelolaan sampah lebih mudah. Sampah organik bisa jadi kompos, sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang atau dijual,” tambahnya.
Sementara itu, Plt. Kepala DLH Kota Malang, Gaimaliel Raymond, menguraikan lebih detail terkait tujuan dan capaian pelatihan ini. Menurutnya, kegiatan tersebut lahir dari usulan masyarakat yang disampaikan melalui Musrenbang, sebagai bentuk keinginan warga untuk mendapat pembinaan dalam mengelola sampah.
“Jumlah peserta sekitar 514 sampai 520 orang. Mereka berasal dari perwakilan RT, RW, PKK, serta kelompok penggerak lingkungan. Harapan kami, setelah mengikuti pelatihan, mereka bisa langsung mempraktikkan di rumah tangga masing-masing, sehingga sampah tidak harus semuanya dikirim ke TPA,” kata Raymond.
Ia menjelaskan, saat ini volume sampah di Kota Malang cukup tinggi, sehingga pengurangan dari sumbernya menjadi kunci.
“Kalau sampah bisa dipilah sejak awal, otomatis yang masuk ke TPA berkurang. Sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik, seperti plastik, bisa masuk ke bank sampah dan menghasilkan pendapatan tambahan,” jelasnya.
Raymond juga menyampaikan bahwa DLH berencana memperbanyak bank sampah sebagai wadah masyarakat dalam mengelola sampah.
“Sampai saat ini sudah ada ratusan bank sampah di Kota Malang. Dengan semakin banyak warga yang terlibat, bank sampah bisa berkembang lebih besar dan memberi dampak ekonomi nyata. Warga tidak hanya ikut menjaga lingkungan, tetapi juga bisa mendapat keuntungan finansial,” ungkapnya.
Menurut Raymond, partisipasi masyarakat akan menjadi faktor penentu keberhasilan program ini.
“Pengolahan sampah tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Kuncinya ada di rumah tangga. Kalau warga sudah terbiasa memilah sampah, maka masalah sampah di Kota Malang bisa teratasi secara bertahap,” pungkasnya.




















