Sudutkota.id – Demonstrasi yang berlangsung di Kota Malang, pada Jumat (29/8/2025), malam lalu, tidak hanya menimbulkan ketegangan antara aparat dan massa aksi, tetapi juga berimbas pada kerusakan fasilitas umum.
Sejumlah infrastruktur lalu lintas milik Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang rusak parah, mulai dari water barrier, barricade besi, rambu-rambu jalan, hingga lampu lalu lintas.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menyebut kerusakan yang ditimbulkan mencapai banyak titik strategis di pusat kota.
“Kerugiannya cukup besar. Fasilitas yang dirusak itu berkaitan langsung dengan keselamatan pengendara, jadi harus segera kami ganti,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).
Widjaja merinci, di kawasan Universitas Brawijaya, tercatat 10 barricade besi dan 35 water barrier hangus terbakar. Di Jalan Bandung, massa merusak 25 water barrier, sementara di Jalan Semeru sebanyak 30 barricade besi dan 20 water barrier ikut hancur akibat dibakar.
Kerusakan parah juga ditemukan di Jalan Tenes, dengan catatan 40 barricade besi rusak, enam rambu lalu lintas patah, serta satu tenda pos Car Free Day (CFD) di Jalan Ijen yang ikut terbakar. Selain itu, beberapa tiang lampu lalu lintas juga mengalami penyok dan tidak berfungsi akibat aksi perusakan.
Tak hanya itu, para pendemo juga membakar puluhan water barrier yang ada di Jalan Jaksa Agung Suprapto, tepatnya di depan Polresta Malang Kota hingga area depan PLN.
Kobaran api di ruas jalan utama tersebut membuat arus lalu lintas sempat tersendat karena pengendara memilih menghindari area penuh asap.
Dishub berencana mengajukan anggaran perbaikan melalui APBD Perubahan 2025, mengingat kebutuhan tersebut dinilai mendesak demi keselamatan pengguna jalan.
“Kalau tidak segera diganti, akan membahayakan pengendara dan berisiko menimbulkan kecelakaan,” jelas Widjaja.
Meski belum ada angka resmi, kerugian akibat perusakan fasilitas umum ini diperkirakan mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah, mengingat harga satu unit water barrier mencapai jutaan rupiah, sedangkan kerusakan pada rambu dan lampu lalu lintas membutuhkan penggantian sistem baru.
Sementara itu, Komisi C DPRD Kota Malang menyatakan akan segera membahas usulan anggaran perbaikan bersama Dishub. Anggota Komisi C, Akhdiyat Syabril Ulum, menegaskan bahwa pihaknya akan mencermati kebutuhan tersebut.
“Kalau memang mendesak, tentu akan kami dukung. Namun, tetap akan kami kaji detail laporan kerusakannya,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, aksi demonstrasi yang berawal di Alun-alun Merdeka itu kemudian bergeser ke Polresta Malang Kota hingga malam hari.
Dalam aksi tersebut, massa menyalakan api dan membakar sejumlah fasilitas publik. Kepulan asap dan kobaran api terlihat jelas di beberapa titik, sehingga mengundang perhatian warga sekitar.
Kerusakan yang ditinggalkan aksi ini menambah beban pemerintah daerah dalam menjaga kelancaran lalu lintas. Dishub menegaskan akan segera menindaklanjuti perbaikan agar aktivitas masyarakat tidak terganggu lebih lama.