Pendidikan

Universitas Brawijaya Bakal Kukuhkan 4 Professor Lintas Ilmu

96
×

Universitas Brawijaya Bakal Kukuhkan 4 Professor Lintas Ilmu

Share this article
Universitas Brawijaya (UB) bakal mengukuhkan empat professor lintas ilmu. Mereka adalah Prof. Dr. Ir. Lailil Muflikhah, S.Kom., M.Sc., IPM, ASEAN Eng, kemudian Prof. Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, S.TP., M.P. Selanjutnya Prof. Sujarwoto, S.IP., M.Si., Ph.D dan Prof. Dr. Nurini Aprilianda, S.H., M.Hum pada Kamis (21/08/2025).
Empat Profesor UB yang akan dilantik Kamis (21/08) di gedung Samantha Krida. (foto: sudutkota.id/ded)

Sudutkota.id – Universitas Brawijaya (UB) bakal mengukuhkan empat professor lintas ilmu. Mereka adalah Prof. Dr. Ir. Lailil Muflikhah, S.Kom., M.Sc., IPM, ASEAN Eng, kemudian Prof. Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, S.TP., M.P. Selanjutnya Prof. Sujarwoto, S.IP., M.Si., Ph.D dan Prof. Dr. Nurini Aprilianda, S.H., M.Hum pada Kamis (21/08/2025).

Pertama, Prof. Dr. Ir. Lailil Muflikhah, S.Kom., M.Sc., IPM, ASEAN Eng. Ia menghadirkan inovasi PRIMA (Personalized Medicine melalui Integrasi Data Klinis, Genetik, dan Citra Medis berbasis Pembelajaran Mesin). Model ini menggabungkan berbagai informasi pasien, mulai dari data klinis, pencitraan medis (MRI, CT scan) hingga data genetik, dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (Al), khususnya pembelajaran mesin, untuk mengungkap pola tersembunyi yang sulit dideteksi secara manual.

“Melalui PRIMA, diagnosis bisa dilakukan lebih cepat dan akurat, sementara rekomendasi pengobatan dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien,” ungkap Prof Lailil, Rabu (20/08).

Meski penerapannya butuh data besar, infrastruktur canggih, dan kerja sama lintas disiplin, PRIMA dinilai sebagai langkah penting menuju layanan kesehatan masa depan yang lebih personal, presisi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Selanjutnya, Guru Besar kedua ialah Prof. Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, S.TP., M.P. Ia menawarkan Model SIPs-KUMKM yang dikembangkan sebagai solusi keterbaharuan, yang memiliki keunggulan dalam sistem transformasi kelembagaan UMKM melalui integrasi metode analitis.

“Sistem berbasis web ini menyajikan visualisasi klaster agroekologi, optimasi mutu proses produksi, mitigasi risiko, analisis kelayakan finansial dan strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan yang dapat diakses secara real time oleh pelaku UMKM,” terangnya.

Sedangkan Prof. Sujarwoto, S.IP., M.Si., Ph.D yang membawa materi tentang SMARThealth. Yakni aplikasi yang mengintegrasikan prinsip manajemen pelayanan public berbasis nilai.

“Platform ini dirancang untuk menggeser paradigma dari kuratif ke preventif dan promotif, platform ini memungkinkan deteksi dini risiko penyakit kardiovaskular, mempercepat proses rujukan, dan memperluas akses pengobatan di wilayah perdesaan,” jelasnya.

Kemudian, Guru Besar yang keempat adalah Prof. Dr. Nurini Aprilianda, S.H., M.Hum yang mengenalka Model Keseimbangan Ganda/The Dual Balance Model.

“Ini merupakan pendekatan baru dalam hukum pidana anak yang menyatukan perlindungan terhadap anak pelaku dan pemulihan hak anak korban. Berbeda dari model konvensional yang cenderung terfokus pada pelaku, model ini mengintegrasikan empat pilar yaitu asesmen multidisipliner, Victim Impact Statement (VIS), layanan lintas sektor dan partisipasi bermakna,” tuturnya.

Keunggulannya terletak pada pendekatan berbasis trauma dan relasional yang adaptif terhadap kebutuhan dan risiko anak. Dibandingkan dengan sistem dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tetang Sistem Peradilan Pidana Anak, model ini lebih inklusif dan responsif terhadap hak korban.

“Meski masih menghadapi tantangan implementasi, seperti keterbatasan regulasi dan kesiapan kelembagaan, konsep ini menawarkan potensi reformasi yudisial dan administratif yang kuat. Model ini berguna sebagai dasar perancangan kebijakan, inovasi pendidikan hukum, serta pengembangan sistem peradilan anak yang humanis dan berkeadaban,” pungkasnya. (ded)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *