Sudutkota.id – Pemerintah Kota Malang semakin serius menjadikan pariwisata sebagai salah satu motor penggerak ekonomi daerah. Melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar), berbagai program pengembangan destinasi terus digalakkan. Salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah keberadaan kampung tematik, yang kini tersebar di sejumlah titik di Kota Malang.
Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi, menyampaikan bahwa konsep kampung tematik terbukti efektif meningkatkan daya tarik wisata sekaligus menghidupkan perekonomian masyarakat setempat. Karena itu, pihaknya menargetkan setiap tahun menambah lokasi baru agar pemerataan destinasi semakin meluas.
“Rata-rata setiap tahun ada enam titik kampung tematik baru yang kita kembangkan. Tahun depannya bergeser lagi ke wilayah lain. Dengan cara ini, semua kampung di Kota Malang pada akhirnya bisa menjadi destinasi wisata unggulan,” ujar Baihaqi, Senin (18/8/2025).
Menurutnya, keberhasilan pariwisata tidak hanya ditentukan oleh keunikan destinasi, tetapi juga kelengkapan sarana pendukung. Ia mencontohkan, masih ada warga yang mengeluhkan kurangnya papan informasi, penunjuk arah, hingga fasilitas rekreasi sederhana seperti kolam renang.
“Usulan itu wajar, karena wisatawan tentu ingin fasilitas yang lengkap. Peningkatan sarana publik ini akan membuat kunjungan lebih nyaman dan menyenangkan,” imbuhnya.
Baihaqi juga mengungkapkan bahwa Pemkot Malang terus menggandeng berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Beberapa waktu lalu, kawasan wisata bahkan mendapat sentuhan baru berupa pengecatan ulang. Meski terlihat sederhana, upaya ini ternyata memberi nuansa berbeda bagi wisatawan.
“Kami ingin menghindari titik jenuh wisatawan. Dengan tampilan yang lebih segar, mereka merasa ada hal baru untuk dinikmati. Tugas kami adalah menjaga kebersihan, keamanan, dan menghadirkan sapta pesona agar wisatawan merasa nyaman sekaligus punya kenangan manis tentang Kota Malang,” tegasnya.
Dari hasil pemantauan Disporapar selama dua pekan terakhir, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Sejumlah destinasi populer seperti Alun-alun Merdeka, Ramayana, hingga kawasan wisata kuliner mencatat lonjakan pengunjung. Kondisi ini berdampak langsung pada perputaran uang di sektor UMKM, transportasi, hingga industri oleh-oleh khas Malang.
“Wisatawan yang datang tidak hanya menikmati destinasi, tapi juga berbelanja. Dampaknya terasa pada pedagang kecil hingga pengusaha oleh-oleh. Jadi geliat pariwisata benar-benar berimbas luas bagi ekonomi daerah,” kata Baihaqi.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa pembangunan pariwisata tidak boleh hanya bersifat top-down. Masyarakat lokal harus dilibatkan agar benar-benar menjadi tuan rumah di kampungnya masing-masing. Karena itu, Disporapar rutin melakukan pembinaan dan promosi terhadap kampung tematik.
Beberapa contoh yang kini mulai dikenal adalah Kampung Topeng di Kedungkandang, Kampung Warna-warni Jodipan, hingga Kampung Tridi yang sempat viral secara nasional. Semua itu, menurut Baihaqi, adalah bukti bahwa kreativitas masyarakat bisa menjadi magnet besar bagi wisatawan.
“Pariwisata tidak bisa berdiri sendiri tanpa peran masyarakat. Mereka yang menyambut wisatawan, menjaga kebersihan, sekaligus melestarikan kearifan lokal. Harapannya, Kota Malang bukan lagi sekadar kota singgah, tetapi menjadi destinasi utama di Jawa Timur bahkan Indonesia,” pungkas Baihaqi.(mit)