Sudutkota.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengolahan Hasil Perikanan bertema Cooking Class di Hotel Grand Mercure, Kamis (14/8/2025).
Kegiatan ini diikuti puluhan peserta dari berbagai kelompok masyarakat, mulai dari pelaku usaha pemula hingga mereka yang telah memiliki usaha kecil di bidang perikanan.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan teknis dan pengetahuan manajemen usaha.
Menurutnya, banyak pelaku usaha pengolahan ikan yang masih fokus pada produksi, namun belum maksimal dalam strategi pemasaran.
“Banyak peserta yang masih pemula. Jadi selain belajar mengolah ikan, mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang pemasaran dan pengembangan produk. Harapannya, mereka bisa menciptakan olahan perikanan yang kreatif, sehat, dan memiliki daya saing di pasar,” ujarnya.
Selama pelatihan, peserta mendapat materi beragam, mulai dari konsep ketahanan pangan, teknik pembuatan tuna pizza sebagai inovasi produk modern, pembuatan kriya berbahan hasil perikanan, hingga pengolahan olahan khas daerah yang berpotensi menjadi produk unggulan.
Tak hanya teori, peserta juga diajak praktik memasak bersama. Seluruh bahan telah disediakan panitia, dan peserta dibagi menjadi delapan kelompok untuk mempraktikkan resep sesuai arahan instruktur.
Kegiatan berlangsung interaktif. Peserta terlihat antusias mencatat resep, mengajukan pertanyaan, dan mendiskusikan peluang pemasaran. Beberapa bahkan langsung membagikan ide pengembangan produk di media sosial selama acara berlangsung.
Sejumlah materi teknis disampaikan oleh narasumber dari UPT PTKP 3 Probolinggo yang berpengalaman dalam pengolahan sekaligus pemasaran hasil perikanan. Mereka memaparkan teknik menjaga mutu bahan baku, inovasi olahan, hingga strategi membangun merek dan jaringan distribusi.
Melalui bimtek ini, Dispangtan Kota Malang berharap para peserta tidak hanya mahir di dapur, tetapi juga mampu membaca peluang pasar dan membangun usaha yang berkelanjutan.
“Ini bukan sekadar pelatihan memasak. Kami ingin peserta memiliki visi usaha yang matang, sehingga bisa berkontribusi pada ketahanan pangan dan perekonomian daerah,” tambah Slamet.(mit)