Daerah

Program Tamasya BKKBN Hadir untuk Jawab Tantangan Pola Asuh Keluarga Modern

122
×

Program Tamasya BKKBN Hadir untuk Jawab Tantangan Pola Asuh Keluarga Modern

Share this article
Program Tamasya BKKBN Hadir untuk Jawab Tantangan Pola Asuh Keluarga Modern
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (BKKBN) Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd, saat menghadiri dialog bersama penyuluh keluarga berencana dan kader Banggakencana di Gedung NCC Kota Malang, Selasa (12/8/2025).(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (BKKBN) Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd., memaparkan latar belakang lahirnya program Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak), sebuah inisiatif yang diharapkan menjadi terobosan penguatan sistem pengasuhan anak di Indonesia. Program ini diproyeksikan berlaku di seluruh provinsi dalam beberapa tahun ke depan.

Tamasya dirancang sebagai tempat penitipan anak sekaligus pusat layanan pengasuhan yang memberi pendampingan bagi anak, orangtua, dan keluarga.

Fasilitas ini menyediakan kegiatan pembelajaran, pembinaan karakter, permainan edukatif, hingga pemantauan tumbuh kembang secara rutin.

Pemantauan mencakup pertumbuhan fisik (tinggi badan dan berat badan), perkembangan akademik, deteksi dini indikasi kekerasan, dan kebutuhan layanan rujukan bagi anak.

Menurut Wihaji, Tamasya lahir dari keprihatinan terhadap dinamika sosial yang berkembang. Urbanisasi, tingginya angka partisipasi perempuan di dunia kerja, dan terbatasnya waktu interaksi keluarga membuat banyak orangtua mengalami kesulitan memberikan pengasuhan yang konsisten dan berkualitas.

Di sisi lain, data BKKBN menunjukkan masih adanya kasus kekerasan, penelantaran, dan pola asuh yang kurang tepat, yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.

“Banyak keluarga yang membutuhkan dukungan tambahan dalam mengasuh anak. Tamasya hadir sebagai solusi, bukan sekadar tempat menitipkan anak, tetapi ruang aman yang membentuk karakter, mengasah keterampilan, dan memperkuat hubungan orangtua dengan anak,” ujar Wihaji saat menghadiri dialog bersama penyuluh keluarga berencana dan kader Banggakencana di Gedung NCC Kota Malang, Selasa (12/8/2025).

Pelaksanaan Tamasya mengedepankan kolaborasi lintas pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, organisasi masyarakat, lembaga pendidikan, dunia usaha, hingga komunitas lokal.

Model kerja sama ini diharapkan menciptakan jejaring dukungan yang saling menguatkan, sehingga manfaat program dapat dirasakan luas dan berkelanjutan.

Selain Tamasya, BKKBN juga mendorong Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), yang fokus mengajak ayah dan calon ayah untuk aktif terlibat dalam pengasuhan anak dan pendampingan remaja.

Program ini menekankan pentingnya peran ayah dalam membentuk kepercayaan diri, kesehatan mental, dan nilai-nilai positif pada anak.

“Kehadiran ayah yang aktif bukan hanya membuat anak merasa aman, tapi juga membentuk keluarga yang lebih harmonis, sehat, dan seimbang,” kata Wihaji.

Untuk tahap awal, BKKBN menargetkan Tamasya berdiri di kabupaten/kota prioritas yang memiliki angka kasus kekerasan terhadap anak tinggi atau minim fasilitas pengasuhan formal.

Setelah itu, jaringan Tamasya akan diperluas ke seluruh provinsi. “Kami ingin semua anak Indonesia mendapatkan haknya untuk diasuh dengan kasih sayang, dilindungi, dan dibimbing agar tumbuh menjadi generasi yang sehat, berkarakter, dan siap bersaing di masa depan,” tegasnya.

Program ini juga diiringi dengan pemantauan berkala oleh tenaga terlatih, pelatihan pengasuh, serta edukasi bagi orangtua. Dengan dukungan semua pihak, Wihaji optimistis Tamasya akan menjadi gerakan nasional yang memberi dampak langsung pada kualitas keluarga Indonesia.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *