Olahraga

Membongkar Mitos Golf: Olahraga Elit yang Kini Semakin Terjangkau

1146
×

Membongkar Mitos Golf: Olahraga Elit yang Kini Semakin Terjangkau

Share this article
Membongkar Mitos Golf: Olahraga Elit yang Kini Semakin Terjangkau
Golf Araya Club menjadi salah satu tempat yang merepresentasikan eksklusivitas olahraga ini.(foto:sudutkota.id/hid)

Sudutkota.id – Bagi sebagian masyarakat awam, golf masih dianggap sebagai olahraga mahal yang hanya bisa diakses oleh kalangan atas. Pandangan ini tak sepenuhnya salah.

Golf memang membutuhkan lahan luas, peralatan khusus, dan fasilitas pendukung yang tidak sedikit. Namun, di balik itu semua, olahraga ini juga menyimpan nilai strategis dalam membangun jejaring sosial, pengembangan karakter, hingga sebagai cabang olahraga yang menjanjikan prestasi, baik nasional maupun internasional.

Di Kota Malang, Golf Araya Club menjadi salah satu tempat yang merepresentasikan eksklusivitas olahraga ini.

Lapangan golf seluas lebih dari 70 hektare ini bukan hanya difungsikan sebagai tempat berolahraga, tetapi juga menjadi lokasi berbagai event penting, mulai dari turnamen profesional hingga pelatihan bagi pemula.

Menurut Rusdianto, manajer Golf Araya Club, fasilitas lapangan dan kenyamanan yang ditawarkan menjadi alasan mengapa animo masyarakat, khususnya kelas menengah ke atas—terus meningkat.

“Lapangan kami sudah memenuhi standar internasional, lengkap dengan 18 hole. Ini yang membuat Araya jadi salah satu lapangan unggulan di Jawa Timur,” ujarnya.

Rusdianto menjelaskan bahwa biaya bermain golf sangat tergantung pada hari dan paket layanan yang diambil.

“Untuk hari biasa, sewa lapangan bisa mulai dari Rp. 300 Ribu. Tapi di akhir pekan, bisa mencapai Rp. 3 Juta lebih. Itu sudah termasuk layanan caddy, sewa golf cart, fasilitas kamar mandi, dan loker,” ungkapnya.

Permainan golf standar internasional mencakup 18 hole yang harus ditempuh pemain dari titik awal hingga akhir.

“Kalau hanya 9 hole, biasanya untuk latihan atau permainan santai. Tapi dalam turnamen resmi, 18 hole harus diselesaikan sesuai regulasi,” tambahnya.

Turnamen Indonesian College Golf Championship (ICGC) yang digelar pekan ini, misalnya, mempertandingkan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia, seperti UGM, Unair, Undip, Telkom University, Binus, hingga Petra. Karena jumlah peserta mencapai puluhan dan sebagian berasal dari luar kota, panitia membagi sesi permainan dalam dua kelompok agar tetap nyaman dan adil.

Lapangan Araya menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung kenyamanan dan keamanan pemain. Mulai dari ruang ganti, ruang bilas, hingga layanan caddy yang mendampingi pemain selama permainan.

“Caddy bukan hanya membantu membawakan stik, tapi juga memberi masukan teknis kepada pemain. Itu bagian dari layanan eksklusif yang kami sediakan,” kata Rusdianto.

Menariknya, Golf Araya tidak tertutup bagi pemula. Justru, manajemen menyediakan program pelatihan bagi masyarakat umum yang ingin mencoba olahraga ini.

“Kalau belum punya stik, bisa sewa. Biaya sewa stik dan bola hanya sekitar Rp. 30 Ribu untuk 80 sampai 100 bola. Kalau ingin belajar lebih serius, bisa ikut program les dengan pelatih kami,” jelasnya.

Biaya les dihitung per jam, yaitu Rp. 200 Ribu, sudah termasuk bola dan pendamping pelatih. Jika ingin paket belajar intensif, tersedia juga program 12 kali pertemuan dengan harga sekitar Rp. 2 Juta.

“Belajar golf tidak bisa instan. Harus paham teknik swing, kontrol pukulan, dan etika bermain. Setelah itu, baru boleh turun ke lapangan utama,” tambah Rusdianto

Selain menjadi arena turnamen mahasiswa dan profesional, Golf Araya juga aktif dalam pembinaan atlet muda. Mereka rutin menggelar turnamen junior tingkat regional hingga provinsi.

“Kami punya program Junior Golf. Anak-anak usia 5 tahun ke atas bisa belajar dan ikut kompetisi. Ini penting untuk membangun generasi atlet golf sejak dini,” tuturnya.

Menurut Rusdianto, salah satu tantangan pengembangan golf di Indonesia adalah stigma bahwa golf hanya untuk orang kaya. Padahal, jika dikelola dengan pendekatan edukatif dan aksesibilitas yang diperluas, olahraga ini bisa menjangkau lebih banyak kalangan.

“Kami ingin masyarakat tahu bahwa golf juga bisa dipelajari oleh siapa saja, asal ada kemauan. Bahkan sekarang banyak program subsidi dan kerja sama untuk pengembangan atlet muda,” jelasnya.

Di tengah maraknya olahraga lain yang lebih populer dan murah, golf tetap punya tempat tersendiri. Selain prestise, olahraga ini menawarkan manfaat kesehatan dan konsentrasi. Tidak sedikit pebisnis dan profesional yang menjadikan golf sebagai bagian dari aktivitas networking yang produktif.

“Bermain golf bisa jadi investasi jangka panjang, bukan cuma soal fisik, tapi juga untuk relasi dan prestasi. Di Araya, kami ingin menjembatani dua sisi itu: prestise dan partisipasi,” pungkas Rusdianto.

Dengan fasilitas bertaraf internasional, sistem pelatihan yang terstruktur, dan keterbukaan terhadap pemula, Golf Araya Club perlahan membuktikan bahwa golf bukan hanya untuk kalangan elite, tetapi juga bisa menjadi olahraga yang inklusif, terjangkau, dan mendidik.(mit/hid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *