Sudutkota.id – Lapangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Kepanjen malam ini menjadi pusat perhatian ribuan penonton. Puncak perayaan Dies Natalis pertama kampus tersebut dimeriahkan oleh penampilan band nasional Guyon Waton, bersama sederet musisi lokal.
“Ini kita puncak ya, memperingati Dies Natalis Universitas Kepanjen yang ke-1,” ujar Rektor Universitas Kepanjen, Dr. Tri Nurhudi Sasono, S.Kep., Ners., M.Kep, Sabtu (2/8/2025).
Tidak hanya Guyon Waton, panggung hiburan juga diramaikan oleh Fekdok, Sasa Ariska, Immortal Band, Medical Band, dan unit kegiatan mahasiswa dari berbagai jurusan.
Suasana semakin meriah saat para mahasiswa bersorak menyambut artis idola mereka. “Guestarnya ya Guyon Waton, ada Fekdok, Sasa Ariska, serta musisi-musisi lokal kebanggaan kami,” katanya.
Rektor Tri Nurudi menjelaskan, acara ini tidak mungkin terlaksana tanpa dukungan dari berbagai pihak. Sponsor utama datang dari Bank Jatim, BPR Jatim, hingga Ocean Garden.
“Yang paling utama ya dengan Bank Jatim, kemudian ada juga dari BPR Jatim dan beberapa vendor kegiatan,” ungkapnya.
Selain itu, kerja sama media juga memegang peranan penting dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan antusiasme masyarakat. Bahkan, beberapa pihak swasta dan komunitas ikut terlibat demi kesuksesan acara.
“Kemudian banyaklah kerja samanya dengan media-media juga,” ujarnya.
Tri Nurudi mengungkapkan, tradisi perayaan seperti ini diharapkan dapat digelar rutin setiap tahun. Tahun sebelumnya, pihak kampus sempat mengadakan konser Gilga di Turen sekaligus mengumumkan perubahan status kampus menjadi universitas.
“Tahun pertama ini kita mengadakan di kampus kita, di lapangan FEB Universitas Kepanjen,” jelasnya.
Tidak hanya sebagai hiburan, acara ini juga menjadi strategi branding kampus. Kehadiran konser berskala besar diyakini mampu menarik minat calon mahasiswa baru untuk bergabung.
“Salah satunya bagian dari branding ya, seperti jargon kami Kepanjen keren,” ucapnya.
Lebih lanjut, Tri Nurudi menegaskan bahwa filosofi “Kepanjen Keren” berarti kampus ini harus mampu bersaing, bahkan melampaui kualitas pendidikan di kota besar.
“Meskipun dari kabupaten, kita harus lebih keren, bahkan nasional maupun internasional,” tegasnya.(ris)