Sudutkota.id– Dalam menyampaikan visi-misi dalan debat terakhir Calon Presiden (Capres) yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Capres nomor urut 1, Anies Baswedan membukanya dengan bahasa isyarat, di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/2).
Pada bahasa isyarat itu, Anies nampak menggerakkan jari telunjuk tangan kanannya dan menyentuh jam yang terpasang di tangan kirinya. Setelahnya, Anies terlihat memperlihatkan gestur seperti memutar menggunakan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Pasca menggunakan bahasa isyarat tersebut, Anies langsung menyampaikan soal ketimpangan, ketidaksetaraan, hingga ketidakadilan yang menjadi persoalan bangsa Indonesia.
“Persoalan terbesar bangsa kita hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, ketidakadilan, ketimpangan antara Jakarta dan luar jakarta, Jawa luar Jawa, kaya miskin, desa kota, pendidikan umum, pendidikan agama, pendidikan kejuruan dan pendidikan teknis. Ini semua adalah ketimpangan yang hari ini menjadi fenomena membahayakan bagi republik ini,” ujar Anies.
Ia juga menyinggung soal hanya segelintir orang yang menguasai perekonomian di Indonesia.
“Bahkan di bidang perekonomian, segelintir orang menguasai sebagian besar perekononian kita, ketika pendiri 60-an orang anggota BPUPKI mereka adalah orang terdidik, mereka adalah kaum privilage, tapi mereka mendirikan republik ini untuk semua golongan dan memberikan kesempatan pada semua,” terangnya.
Selain itu, Anies juga menyebut Republik ini jauh dari cita-cita.
“Sekarang kita jauh dari cita-cita republik ini, ketika pendiri itu kaum intelektual mereka memilih perjuangan politik, saya betngkat sebagai pengajar mendapat panggilan tugas di wilayah politik. Kami akan membawa gagasan pendiri republik untuk kembali mewarnai republik ini untuk bisa mengarah ke depan agar kembali pada format awal,” jelasnya.
Yang mana, tema debat terakhir kali ini seputar kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia (SDM), inklusi, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi. (Amr)