Peristiwa

Lagi, Jip Wisata Jatuh ke Jurang saat Menuju Bromo, Sopir Patah Tulang, 6 Wisatawan Luka-Luka

238
×

Lagi, Jip Wisata Jatuh ke Jurang saat Menuju Bromo, Sopir Patah Tulang, 6 Wisatawan Luka-Luka

Share this article
Jalur menuju Gunung Bromo kembali memakan korban. Sebuah mobil Jip wisata dengan nomor polisi N 2532 ECZ terjun ke jurang sedalam belasan meter di Jalan Raya Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Sabtu (17/5/2025) dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB.
Polisi saat olah TKP kecelakaan Jip berpenumpang enam orang wisatawan asal Jakarta.(foto:istimewa)

Sudutkota.id – Jalur menuju Gunung Bromo kembali memakan korban. Sebuah mobil Jip wisata dengan nomor polisi N 2532 ECZ terjun ke jurang sedalam belasan meter di Jalan Raya Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Sabtu (17/5/2025) dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB.

Jip wisata yang dikemudikan Efendi Arif, warga Desa Ngingit, Kecamatan Tumpang, mengangkut enam wisatawan dari Tanjung Priok, Jakarta.

Mereka tengah mengejar keindahan sunrise legendaris di kawasan Bromo. Tapi nahas, gelapnya malam dan sempitnya jalur ekstrem pegunungan justru membawa mereka pada kecelakaan.

“Betul, Jeep itu hendak naik ke Bromo. Tidak ada korban jiwa, tapi supirnya patah tangan,” ujar Kepala Desa Ngadas, Mujianto, kepada awak media, Minggu (18/5/2025).

Menurut warga sekitar, suara benturan keras terdengar hingga radius 100 meter.

“Saya kira longsor, ternyata mobil masuk jurang. Kami langsung bantu evakuasi sebelum petugas datang,” kata Sukirno (54), warga Ngadas yang pertama kali tiba di lokasi.

Kapolsek Poncokusumo, AKP Teguh Iman Sugiharto, membenarkan insiden tersebut.

“Jip tergelincir saat melaju dari arah barat menuju kawasan Bromo. Pengemudi mengalami patah tulang dan kini dirawat intensif di RS Sumber Santoso,” terangnya.

Baca Juga :  Siswi SMP Jadi Korban Begal Payudara di Kawasan Giripurno Kota Batu

Dokter jaga IGD RS Sumber Santoso, dr. Ratna Iswandari, menjelaskan bahwa kondisi pengemudi saat tiba di rumah sakit masih sadar, tapi mengalami cedera serius.

“Korban mengeluh nyeri hebat di tangan kanan. Setelah pemeriksaan, ditemukan patah tulang radius dan langsung ditangani di ruang ortopedi,” ujarnya.

Sementara enam wisatawan yang menjadi penumpang mengalami luka ringan, lecet, dan trauma.

Mereka adalah Basith Aqil Sururi, Kris Wahyudiningsih, Ollav Zaina Almahyra, Annosheh Eiliya Alzeta, Khaula Aurora Jasmine dan Ai Komala Sari.

“Mereka shock, tapi dalam kondisi stabil. Masih bisa beraktivitas meski sebagian terlihat trauma,” kata AKP Teguh.

Salah satu penumpang, Khaula (21), masih mengingat jelas detik-detik mobil mereka tergelincir.

“Rasanya seperti mimpi buruk. Tiba-tiba mobil miring, lalu gelap. Kami menjerit dan terpental. Untung semua masih selamat,” ujarnya, ditemui di penginapan setelah pemeriksaan medis.

Kepala Desa Ngadas, Mujianto, menegaskan pentingnya evaluasi besar-besaran di jalur wisata tersebut.

“Kalau tidak ada evaluasi rutin, kejadian seperti ini akan terus berulang. Keselamatan wisatawan taruhannya,” tegasnya.

Baca Juga :  Diisukan Mundur, Menlu Retno Masih Sibuk dan Fokus Tangani Palestina

Ketua komunitas sopir Jip TNBTS, Samsul Hadi, juga mendesak adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah.

“Kami butuh pelatihan dan pembinaan. Kalau hanya dikejar target wisata, sopir bisa kelelahan. Bahaya,” ujarnya.

Kecelakaan ini menjadi peringatan keras setelah insiden tragis serupa terjadi empat hari sebelumnya. Intan Sukmasari (33), korban kecelakaan Jeep di kawasan Bromo pada Selasa (13/5), dinyatakan meninggal dunia usai tiga hari dirawat intensif di ICU RSUD Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

“Korban mengalami luka berat di kepala dan bagian dalam. Jumat pagi dinyatakan meninggal,” ungkap Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar. Jenazah Intan telah dipulangkan ke Kabupaten Bandung untuk dimakamkan.

Dua kecelakaan dalam sepekan di jalur Bromo ini kembali membunyikan alarm keras soal minimnya kontrol keselamatan di jalur wisata yang makin padat pengunjung, terutama saat musim libur dan akhir pekan.

Jika tidak segera dilakukan audit menyeluruh dan peningkatan standar keamanan, bukan mustahil kawasan eksotis Bromo akan terus menyimpan potensi tragedi di balik keindahannya.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *