Sudutkota.id-Suasana penuh semangat terasa dari para warga binaan di Lapas Kelas I Malang dalam menyambut hangat peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-61 pada Senin (28/4).
Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, hadir di acara tersebut mencermati secara langsung inovasi dan kreativitas yang ditunjukkan oleh para warga binaan di Lapas Malang. Dari lukisan hingga kerajinan tangan, dari pertanian hingga laboratorium kultur jaringan, semua menunjukkan potensi besar yang ada di dalam lapas.
“Luar biasa, kreasinya sangat mengesankan, mulai dari lukisan, batik, produk olahan jamur, hingga kerajinan tangan lainnya. Ini menunjukkan bahwa para warga binaan memiliki potensi besar untuk berkarya,” puji Wahyu dalam sambutannya.
Pria nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu tidak hanya memberikan apresiasi, tetapi juga memberikan motivasi agar para warga binaan terus berkreasi dan mengembangkan diri. Ia berharap agar program pembinaan di lapas dapat memberikan keterampilan dan nilai positif bagi setiap individu, sehingga mereka siap kembali ke tengah masyarakat dan bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.
“Harapan saya, mereka yang keluar dari lapas sudah memiliki keterampilan dan peran positif dalam masyarakat,” sambungnya.
Selain itu, kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang, Slamet Husnul Hariyadi, memberikan sorotan terhadap sektor pertanian di Lapas Malang yang terorganisir dengan baik, dan laboratorium kultur jaringan di dalam lapas, yang mampu mempercepat budidaya tanaman agrikultur secara modern.
Slamet menilai dari pengelolaan lingkungan hingga hasil panen edamame yang mengesankan, semua menunjukkan bahwa lapas bukan hanya tempat hukuman, tetapi juga tempat pembelajaran dan pengembangan diri yang produktif.
“Kita melihat hasil nyata dari program ini, termasuk panen edamame yang luar biasa. Dari benih 2 kilogram bisa menghasilkan 2,5 kuintal. Ini panen kedua, dan hasilnya sangat membanggakan,” terangnya
Sementara itu, Ketut Akbar Herry Achjar, selaku Kepala Lapas Kelas I Malang menerangkan bahwa setiap sudut lahan, sekecil apapun di dalam Lapas, telah dimanfaatkan untuk pertanian.
“Tidak ada ruang yang kosong. Semua dimaksimalkan untuk pertanian pangan. Ini bukti bahwa warga binaan terus dibina agar lebih produktif dan siap berdaya di masyarakat,” bebernya
Dalam acara tersebut, Ketut juga menyemangati para warga binaan untuk terus melangkah menuju masa depan yang lebih cerah. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berubah dan berkarya, asalkan diberi kesempatan dan bimbingan yang tepat
“Kami ingin membuktikan, lapas ini bukan tempat hitam. Di sini ada ‘pelangi’, yaitu nilai-nilai kreativitas, kemandirian, dan pembinaan spiritual bagi warga binaan,” ujarnya
Peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-61 di Lapas Malang tidak hanya berkisar pada pembinaan dan rehabilitasi, tetapi juga pembuktian pada transformasi lapas sebagai lembaga yang mampu menciptakan peluang dan harapan baru bagi setiap individu yang berada di dalamnya.
“Pelangi itu tampak hari itu: dalam tawa para warga binaan, dalam bulir edamame hijau yang dipanen, dalam detail warna-warni batik, dalam lantunan doa dari berbagai agama yang diam-diam menyatukan hati mereka. Tak ada lagi ruang kosong di Lapas Malang. Setiap jengkal tanah diolah. Setiap jiwa diberi kesempatan kedua. Setiap hari diwarnai harapan baru,” pungkas Ketut. (mit)