Sudutkota.id – Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) mengaku tidak bisa mencoblos dalam pemilihan umum (pemilu) yang digelar di London, Inggris.
Dalam beberapa video yang viral beredar di media sosial, salah seorang WNI memprotes panitia pemilu luar negeri (PPLN) London karena tidak mendapat surat suara.
WNI tersebut mengaku mendatangi The KIA Oval di Kennington, London, salah satu tempat pemungutan suara (TPS) di kota tersebut. Namun, ia dan sejumlah WNI tidak bisa mencoblos karena PPLN beralasan surat suara telah habis.
“Jadi kita orang Indonesia di sini beberapa dan sangat banyak sekali yang tidak bisa melakukan voting untuk presiden kita di Indonesia. Kita sudah diberikan jadwal sampai jam 18.00 dan kita datang even before 6 o’clock tapi kita tidak bisa memvoting dengan alasan bahwa kertas DPT-nya habis terus kita tidak mendapatkan tiket,” dikutip Sudutkota.id dari akun tiktok @razhar06, Selasa (13/2).
“Bukan hanya saya aja tapi ada mungkin 100 lebih masyarakat Indonesia yang mendaftar sebagai pemilih khusus tambahan tidak bisa memilih,” katanya.
Ia mengatakan, peristiwa tersebut berawal saat Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) menyampaikan jadwal pemungutan suara bagi peserta DPK sampai pukul 18.00 waktu setempat. Namun, ketika peserta DPK tiba mereka tak bisa mencoblos meski sudah tiba di tempat pemungutan suara (TPS) sejak pukul 17.00 WIB.
“Kita sudah datang sesuai dengan jadwal yang disebarkan oleh PPLN yang di London. Kebetulan saya BPTB bersama temen-teman lain yaitu sama daftar pemilih kkhusus,” katanya.
“Kita tidak diperbolehkan masuk untuk dapat tiket dan kita sudah datang sebelum jam 5 sore. Bahkan, teman-teman yang sudah datang dari pagi disuruh datang lagi jam 17 tapi setelah datang jam 5 gak boleh masuk ke dalam ruangan KIA Oval itu,” geramnya.
Tidak hanya dilarang masuk, WNI yang meminta hak konstitusionalnya itu juga mendapatkan intimidasi oleh petugas PPLN dengan mendatangkan petugas keamanan untuk mengusir padahal tidak membuat keributan.
Setelah menunggu lama dan tidak diperbolehkan masuk melalui pintu satu, dua, dan tiga akhirnya menggunakan cara menggunakan undangan yang telah dipakai.
“Padahal, kita sudah menunggu lama di depan gate sesuai intruksi mereka tapi kita tidak bisa masuk. Saya akhirnya memakai tiket yang sudah dipakai jadi saya hanya masuk ke dalam untuk meminta klarifikasi pada Ketua PPLN kita duduk dengan Bawaslu,” katanya.
Dari hasil komunikasi dengan Ketua PPLN disebutkan bahwa masyarakat tidak dapat memilih karena telah diatur. Akun @razhar06 mengaku kecewa dengan putusan yang diambil secara mendadak tanpa ada mekanisme yang jelas.
Ia mengaku kecewa dan dipermainkan dengan perlakuan yang diberikan PPLN UK dalam pengelolaan Pemilu 2024. Padahal, untuk menyalurkan hak konstitusinya, ia mengaku telah meluangkan banyak waktu dan mengeluarkan banyak dana yang harus dikeluarkan.
“Harus ke London dan kalau pakai Bus itu jaraknya 9 jam dan kita pakai trem itu 5 jam. Saya pakai seumur umur trem dan harganya sampai Rp1.300.000. Ini untuk kita voting teman-teman yang lain dihalang-halangi saya merasa sangat dirugikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) London buka suara terkait viral video Warga Negara Indonesi (WNI) di London, Inggris, yang tidak dapat menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2024. PPLN London menjelaskan surat suara yang diterima oleh PPLN London sesuai dengan jumlah DPTLN dan surat suara cadangan sebanyak 2%. Ketua PPLN London, Denny Kurniawan, mengatakan pihaknya menerima surat suara sesuai dengan DPTLN serta ditambah dengan surat suara cadangan sebanyak 2%. Denny menuturkan pemungutan suara di Inggris digelar pada Minggu (11/2), mulai jam 08.00 GMT sampai dengan 18.00 GMT.
“Surat suara yang diterima oleh PPLN London adalah sesuai jumlah DPTLN ditambah surat suara cadangan sebanyak 2%, sebagaimana ketentuan dalam Pasal 17 Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2023,” kata Denny dalam keterangannya.
Denny mengatakan jumlah surat suara yang diterima di TPS dan data pemilih yang hadir di pemungutan suara telah sesuai data awal pasca pemungutan suara. Dia menyebut TPS di Inggris terbagi menjadi tiga TPS, diantaranya, TPS 001 dan 003 yang bertempat di The KIA Oval (Jardine Suite) Kota London dan TPS 002 bertempat di Holiday Inn, Manchester City Centre.
Denny mengatakan pemungutan suara di TPS 001 dan 003 dilakukan dengan lebih lama dari ketentuan. Hal itu, kata dia, untuk mengakomodir pemilih yang telah berada di dalam gedung.
“Pelaksanaan pemungutan suara yang melebihi rentang waktu yang direncanakan tersebut dalam rangka mengakomodasi calon pemilih yang sudah berada dalam gedung,” kata Denny.
Denny mengakui pihak gedung lokasi TPS 001 dan 003 menerapkan aturan kesehatan serta keselamatan yang berlaku dengan sistem buka tutup gerbang pintu. Denny menuturkan hal itu dengan upaya untuk menyesuaikan kapasitas gedung.
“Sistem buka-tutup gerbang dan pintu masuk tidak memengaruhi proses pendaftaran pemilih di meja registrasi yang terus-menerus melakukan pendataan pemilih di ruang utama hingga pukul 18.00 GMT,” jelasnya.
Lebih lanjut, Denny menuturkan pemungutan suara melalui metode pos di Inggris dan Irlandia, masih berjalan sampai 14 Februari 2024. Dia menuturkan amplop yang telah diterima sampai 12 Februari sebanyak 1.013 amplop.
“Untuk pemungutan surat suara melalui Pos, amplop yang surat suara yang telah dicoblos oleh pemilih masih akan ditunggu sampai dengan hari Rabu tanggal 14 Februari 2024. Adapun sampai dengan tanggal 12 Februari 2024, jumlah amplop yang diterima oleh PPLN sebanyak 1.013 amplop atau 76,63%,” pungkasnya. (wn)