Sudutkota.id– Video yang memperlihatkan awan putih tebal menjulang tinggi dari arah Gunung Kelud disertai petir ramai beredar di Media Sosial (Medsos).
Kondisi itu pun membuat banyak warga bertanya-tanya. Apakah status Gunung Kelud sedang aktif kembali?
Seperti yang ada dalam postingan akun Instagram milik radiopatria di Blitar, Kamis (20/05/2025).
“Kamis 29 Mei 2025 sore ini banyak pertanyaan yang masuk ke WhatsApp berbagai informasi kami @radiopatria di 081334256006 terkait adanya peningkatan aktifitas Gunung Kelud,” tulisnya dalam sebuah akun miliknya.
“Beberapa mengirimkan video adanya awan putih tebal menjulang tinggi disertai kilatan petir yang sesekali terlihat di atas puncak Gunung Kelud, yang akhirnya dinilai ada peningkatan aktivitas atau status gunung berapi tersebut,” sambungnya.
Mendapati banyaknya informasi yang masuk, radiopatria langsung mengkonfirmasi ke Pos Pengamatan Gunungapi Kelud. Namun hasilnya tidak ada peningkatan aktivitas.
“Disebutkan kalau sampai Kamis sore/petang ini aktivitas Gunung Kelud masih level I (normal), tidak ada peningkatan aktivitas. Adapun informasi yang beredar yang menyebutkan ada peningkatan aktivitas Gunung Kelud, maka saat ini dipastikan tidak benar atau hoaks,” terangnya.
Dalam hal ini, PVMBG juga belum merilis adanya gejala vulkanik yang mengarah ke erupsi. Kilatan cahaya dalam video yang tersebar kemungkinan besar adalah fenomena petir biasa yang terjadi di antara awan-awan kumulonimbus, bukan letusan ataupun aktivitas vulkanik.
Gunung Kelud memang menjadi salah satu gunung api paling diperhatikan warga Blitar, Kediri, dan sekitarnya. Letusan terakhirnya tahun 2014 masih segar dalam ingatan banyak warga. Tak heran, setiap kali ada gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan gunung, kekhawatiran langsung muncul.
Namun di era banjir informasi seperti sekarang, kecepatan menyebar seringkali lebih tinggi daripada keakuratan.
“Kami memahami keresahan warga, apalagi jika melihat kilatan di atas puncak gunung. Tapi kami imbau untuk tidak langsung percaya pada informasi yang belum diverifikasi. Gunakan kanal resmi seperti PVMBG atau media lokal terpercaya,” lanjut petugas pos.
Dalam situasi seperti ini, kehadiran kanal berbagi seperti radiopatria terbukti penting. Selain menjadi jembatan klarifikasi langsung antara warga dan otoritas, kanal ini juga menjadi contoh bagaimana media komunitas bisa berperan dalam meredam kepanikan.
Terpisah, BPBD Kabupaten Blitar juga menegaskan belum ada instruksi siaga atau evakuasi. Masyarakat diminta tetap tenang, tidak menyebarkan video tanpa keterangan yang jelas, dan menunggu informasi resmi dari pihak berwenang.
“Kami minta warga tidak terpancing. PVMBG pasti akan segera memberi peringatan jika ada perubahan status gunung,” pungkas seorang pejabat BPBD. (mit)