Internasional

Tren Baru, Penganut Evangelis Melonjak di Brazil Sementara Populasi Katolik Menurun

69
×

Tren Baru, Penganut Evangelis Melonjak di Brazil Sementara Populasi Katolik Menurun

Share this article
Brasil, yang selama ini dikenal sebagai negara dengan populasi Katolik Roma terbesar di dunia, mengalami penurunan jumlah penganut Katolik lebih lanjut pada tahun 2022.
Umat ​​Katolik bertudung berjalan dalam Prosesi Obor, yang dikenal sebagai Fogareu, selama Pekan Suci di Goias, Negara Bagian Goias, Brasil pada 16 April 2025. (foto: Reuters/Adriano Machado)

Sudutkota.id– Negara Brazil yang selama ini dikenal sebagai negara dengan populasi Katolik Roma terbesar di dunia, mengalami penurunan jumlah penganut Katolik lebih lanjut pada tahun 2022.

Berdasarkan data sensus terbaru yang dirilis pada Jumat (06/06) oleh Badan Statistik Brasil (IBGE), jumlah penganut Katolik turun menjadi 100,2 juta jiwa atau 56,7 persen dari total populasi. Angka ini turun dari 65,1 persen atau 105,4 juta orang yang tercatat dalam sensus sebelumnya pada 2010.

Di sisi lain, jumlah penganut Kristen evangelis terus meningkat dan kini mencapai 26,9 persen dari populasi, naik dari 21,6 persen pada 2010, dengan tambahan 12 juta pengikut sehingga mencapai total 47,4 juta.

Sebagai informasi, kepercayaan evangelis di Brasil umumnya mengusung ajaran yang menekankan pengalaman pribadi dengan Tuhan, kelahiran baru (born again), serta penerimaan otoritas mutlak Alkitab. Komunitas ini juga memiliki pengaruh signifikan dalam bidang sosial dan politik.

Baca Juga :  Kasun Baru Randuagung Resmi Menjabat, Kapolsek Kepanjen Ajak Jaga Harmoni Sosial

Pertumbuhan populasi evangelis ini menjadi perhatian khusus bagi Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang Partai Pekerja-nya secara historis mengalami kesulitan untuk meraih dukungan dari kalangan evangelis. Survei terbaru dari lembaga Quaest mengungkapkan bahwa sementara 45 persen umat Katolik menyetujui pemerintahan Lula, hanya 30 pensen penganut evangelis yang memberikan persetujuan serupa.

Seorang analis dari IBGE, Maria Goreth Santos mencatat bahwa tren penurunan penganut Katolik sebenarnya sudah terjadi sejak pencatatan sensus pertama pada 1872, ketika hanya ada dua kategori, Katolik atau non-Katolik, dan orang-orang yang diperbudak pada masa itu secara otomatis didaftarkan sebagai Katolik.

Baca Juga :  Korea Selatan akan Melakukan Siaran Propaganda Melalui Pengeras Suara Sebagai Balasan Balon Sampah dari Korea Utara

“Orang-orang yang diperbudak, yang merupakan bagian besar dari populasi Brasil pada saat itu, semuanya dihitung sebagai penganut Katolik, terlepas dari keinginan mereka atau tidak,” terangnya dikutip dari Reuters.

Selain itu, jumlah warga Brasil yang menyatakan tidak beragama juga meningkat, dari 7,9 persen pada 2010 menjadi 9,3 persen pada 2022, sehingga kini totalnya menjadi 16,4 juta orang. Agama Afro-Brasil seperti Umbanda dan Candomble juga menunjukkan pertumbuhan, dengan jumlah penganutnya naik dari 0,3 persen menjadi 1 persen dari total populasi.

Meski begitu, Katolik tetap menjadi agama terpopuler di negara tersebut, meskipun dominasi Vatikan bervariasi di berbagai wilayah, dengan jumlah umat Katolik lebih sedikit di wilayah Amazon, dan lebih banyak di Timur Laut. (kae)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *