Sudutkota.id – Nasib tragis menimpa seorang warga Dusun Tumpangrejo, Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Pria berusia sekitar 60 tahun, dikenal warga dengan nama Pangarso atau Ragil, ditemukan meninggal dunia setelah tercebur ke dalam septictank pada Selasa petang (20/5/2025).
Insiden ini bermula sekitar pukul 18.15 WIB saat korban bersama seorang rekannya, Suyadi, mencari bekicot di sekitar permukiman warga. Di tengah aktivitas tersebut, Suyadi mendengar teriakan minta tolong. Ketika mencari sumber suara, ia mendapati Pangarso telah tercebur ke dalam lubang septictank.
“Saya langsung lari cari bantuan warga. Tapi posisinya sulit, lubangnya dalam dan sempit. Kita nggak bisa evakuasi sendiri karena takut runtuh,” tutur Suyadi dengan nada panik.
Warga kemudian menghubungi petugas Damkar Kabupaten Malang yang meneruskan laporan ke BPBD dan PMI. Evakuasi dilakukan sekitar pukul 19.30 WIB dan berlangsung dramatis selama hampir tiga jam. Saat berhasil dievakuasi sekitar pukul 21.45 WIB, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Proses penyelamatan berlangsung alot. Tanah di sekitar lokasi sangat labil dan struktur septictank berisiko runtuh kapan saja. Situasi ini membuat petugas harus ekstra hati-hati.
“Ini bukan sekadar evakuasi biasa. Lokasinya sempit, curam, dan ada risiko longsor di sekitar septictank. Kami harus bongkar sebagian struktur atasnya dulu,” jelas Sarianto, anggota Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Malang yang terjun langsung di lokasi.
Menurutnya, keterlambatan evakuasi bukan karena lamban, tetapi karena medan yang sangat menyulitkan. “Kalau salah langkah, bukan hanya korban yang bisa celaka, tapi juga petugas,” tambahnya.
Kapolsek Wonosari AKP Mochammad Budiono menyebut, semua unsur segera bergerak cepat begitu laporan diterima. “Kami berkoordinasi dengan BPBD, Damkar, PMI, hingga Pemdes dan relawan. Evakuasi dilakukan maksimal meski kondisi cukup menantang,” ujarnya.
Selain BPBD dan Damkar, unsur lain yang terlibat di antaranya adalah Basarnas Unit Siaga SAR Malang Raya, PMI, TAGANA, Muspika Kecamatan Wonosari, serta warga sekitar.
Peristiwa ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar. Namun juga menjadi pengingat betapa pentingnya kesiapsiagaan lingkungan terhadap potensi bahaya tersembunyi, seperti lubang septictank yang tidak tertutup rapat atau minim pengamanan.
“Satu hal yang bisa dipetik, kita perlu lebih waspada terhadap lingkungan sekitar. Lubang septictank yang tidak ditutup aman bisa berubah jadi perangkap maut,” pungkas Sarianto.
Jenazah korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Sementara, aparat desa dan warga diminta segera memperbaiki dan mengamankan lokasi agar tidak membahayakan warga lain. (mit)